Page 286 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 286

Larangan melakukan zina   itu adalah sangat  wajar, karena  kalau itu
                   dibiarkan maka   kemerosotan moral   akan semakin    merajalela  dan
                   memuncak. Semakin banyak kasus     pelacuran atau tuna  susila  terjadi
                   maka   kehidupan kita  sebagai  manusia   yang menjungjung tinggi
                   budaya  dan agama  akan menjadi  hancur. Dengan berbuat   seperti  itu
                   menandakan sebagai   jiwa  manusia  yang tetap terikat  oleh duniawi.
                   Oleh sebab itu yang bersangkutan harus   cepat-cepat  mengendalikan
                   nafsu birahi  itu agar segera  memperoleh kehidupan suci. Kehidupan
                   yang suci sebagaimana tertulis dalam kitab suci weda yang menyatakan
                   sebagai berikut:

                   Tadvajjàticatairjivah ûuddhyate’lpenà karmanà,
                   yatnena mahatà càpi kyekajatàu viçuddhyate.
                   Mangkana tang hurip, an ûinocan pinakaûuddhi, kinlabakëràgàdi
                   malanya, yan alpayatna ngwang, alawas      ya tan çuddhya, yapwan
                   tibrayatna ngwang, kumlabakë malanya, enggal ûuddhinya.
                   Terjemahan:
                   Demikian jiwa  itu, yang dibersihkan agar menjadi  suci, dikendalikan
                   nafsu birahi  itu dan segala  nodanya, jika  kurang giat  dan pandai
                   melaksanakannya, lemahlah jiwa     itu tidak menjadi  suci, beratus-
                   ratus  kelahiran lamanya, sebelum   jiwa  itu menjadi  suci, jika  ia
                   pandai  dan sangat  giat  melenyapkan nodanya, cepatlah suci  jiwa  itu
                   (Sarasamuçchaya, 406).

                   Makna  sloka  suci  patut  dipedomani  oleh setiap umat  sedharma  yang
                   mengupayaka kesucian moralnya untuk mempercepat usahanya dapat
                   mewujudkan kesempurnaan batin yang dicita-citakannya.

                   Manfaat dari ajaran Upasthanigraha (dalam ajaran Dasa Nyamabratha)
                   ini  adalah dapat  membentuk umat    sedharma  menjadi   insan yang
                   berkepribadian luhur dan mencapai     kesempurnaan   batin “moksa”
                   dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengendalian atau
                   pengekangan nafsu birahi yang ada pada pribadinya.



               g.  Brata berarti pengekangan nafsu terhadap makanan.

                  Brata  adalah pengekangan nafsu dalam   mengkonsumsi    makanan dan
                  minuman. Seseorang atau umat      sedharma   yang bercita-cita  untuk
                  mencapai   kesucian jiwa  hendaknya   mampu membatasi     diri  untuk
                  mengkonsumsi    makanan dan minuman dari       segi  jumlah maupun





            276  Kelas XII SMA/SMK
   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291