Page 77 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 77
buah jambu. Hal ini sangat memungkinkan karena anak benua India ini ada
kemiripan atau menyerupai buah jambu bila kita perhatikan sebagai mana
dilihat dalam peta dunia.
Adanya pembauran budaya dan kepercayaan diantara bangsa arya dengan
bangsa Dravida dalam perkembangan berikutnya rupanya mengalami
kemajuan yang sangat pesat sampai pada munculnya agama Hindu di lembah
sungai Sindhu. Semua bentuk budaya dan kepercayaan yang ada pada masa
itu, dirangkul dan mengalami penyempurnaan senafas dengan keberadaan
agama Hindu. Hal ini dimungkinkan karena agama Hindu bersifat universal
dan fleksibel.
Perkembangan Agama Hindu di India.
Terhitung sejak ribuan tahun yang lalu, India telah dikenal oleh berbagai
macam bangsa-bangsa di dunia. Disekitar tahun 4000 SM negeri India
sudah banyak didiami oleh berbagai macam suku bangsa, yang kemudian
membentuk system pemerintahan Kota yang berpisah-pisah. Mohenjodara
dan Harappa adalah Kota yang paling maju, dan didiami oleh bangsa Dravida.
Disekitar (3000 – 1500) SM. Kebudayaan Mohenjodaro dan Harappa sedang
suburnya, datanglah bangsa Arya (bangsa kulit putih) menyerang India
dan menghancurkan hasil-hasil kebudayaannya. Dalam kondisi seperti itu
terjadilah percampuran kebudayaan (kebudayaan asli bangsa Dravida – India
dengan bangsa Arya – Kaspia) dan akhirnya munculah kebudayaan Weda.
Menurut catatan yang ada menyatakan bahwa sejarah perkembangan agama
Hindu di India, berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang yakni
berabad-abad lamanya hingga sampai sekarang. Rentang waktu yang sangat
panjang itu memungkinkan bila sejarah perkembangannya, kita kelompokkan
menjadi beberapa fase sebagaimana pola pemikiran yang disampaikan oleh
”Govinda Das Hiduism Madras”. Pengelompokan yang dimaksud adalah
sebagai berikut; Zaman Weda, Zaman Brahmana, dan Zaman Upanisad.
1. Zaman Weda.
Zaman Weda diperkirakan berlangsung lebih kurang dari tahun 1500 SM
sampai dengan tahun 600 SM. Pada zaman ini muncullah kitab suci weda
yang isinya merupakan kumpulan dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yang
diterima oleh para Maha Rsi. Penjelasan ini dapat dijumpai dalam kitab
Nirukta, yaitu kitab yang memuat penafsiran autentik mengenai kata-kata
yang ada dalam kitab suci weda yang disebut ”Bhumikabhasya” yang ditulis
oleh Maha Rsi Sayana. Kitab Nirukta juga menjelaskan bahwa sabda suci
itu diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan diterima oleh para Maha Rsi.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 67