Page 47 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 47

Maria  :  “Apaan?”
                Karel    :  “Saya salut sama kamu lee,”
                Maria  :  “Salut gimana?”
                Karel    :  “Karena  kamu  betul-betul  jadi  contoh
                            emansipasi. Tidak lagi menunggu cowok itu
                            yang  batembak  kamu,  tapi  justru  kamu
                            yang mau batembak dia,”
                Maria  :  “Saya  gak  bilang  mau  tembak  dia.  Ih,
                            apaan.”
                Karel    :  “Tuh  pake  mau  nyanyiin  lagu.  Tentu  dia
                            cowok yang istimewa dong,”
                Maria  :  “Ih, kok kamu kepo, sih. Keluar deh, aku lagi
                            mumet  nih.  Intinya  aku  mau  nyanyi  aja
                            buat  dia.  Belum  tentu  juga  dia  tahu  apa
                            yang aku rasain,”
                Karel    :   “Cinta  itu  memang  harus  diungkapkan,
                            kalau  dipendam  terus,  nanti  juga  bakal
                            basi, kayak susu,”
                Maria  :  “Eh,  sok  puitis.  Belum  tentu  juga  cinta.
                            Kamu ada ide untuk lagu yang cocok?”


               Karel diam sejenak. Tiba-tiba telepon genggamnya
               berdering.

                Karel   :  “Halo, iya, bang. Oh, sudah di luar, ya.
                           Tunggu, saya jemput,”

               Karel beranjak berdiri dan memberi tanda ke Maria kalau
               ia  harus  pergi  sebentar.  Maria  turun  melantai  dari



                                                                    44
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52