Page 10 - Modul Media Pembelajaran
P. 10

mendewasakan  anak  yang  belum  dewasa  (anak  peserta  didik),  membelajarkan  siswa

        supaya bisa mencapai tujuan yang sudah ditentukan. tetapi, Jika ditinjau dalam konteks

        proses  belajar  mengajar,  maka  perlu  dibubuhi  unsur  yang  lain,  seperti  pengajar,

        lingkungan, materi atau kurikulum yang belum terlihat pada diagram tersebut. Unsur media


        mampu  dimasukan  pada  unsur  sumber,  atau  alat  yang  bisa  mempertinggi  pengalaman

        belajar, menaikkan kreatifitas peserta didik, serta menaikkan perhatian siswa pada proses

        pembelajaran, memotivasi peserta didik buat belajar, mendorong siswa menulis, berbicara

        dan  berimajinasi,  memperjelas  pesan  supaya  tidak  verbalistis  yaitu  peserta  didik  bisa

        mengungkapkan  suatu  konsep  tetapi  tak  mengetahui  apa  konsep  tersebut,  mengatasi


        keterbatasan ruang dan  waktu, energi serta daya indera, membangkitkan minat serta gairah

        buat  belajar.  Hal  tersebut  karena  adanya  interaksi  siswa  menggunakan  sumber  belajar

        lainnya, sebagai akibatnya memungkinkan siswa belajar sesuai dengan talenta, minat serta

        tipe belajarnya yang bersifat tipikal serta unik (Tafonao, 2018: 104; Riyana, 2012: 13).



            Jadi  pada  tinjauan  sistem,  penggunaan  media  merupakan  bagian  yang  tidak  dapat

        dipisahkan  dalam  proses  aktivitas  belajar  mengajar  (KBM).  Terlebih  lagi,  setiap

        pembelajaran  diinginkan  hasil  yang  efektif  dan  efisein  serta  hasil  yang  aporisma

        (benchmarking), maka unsur media tidak bisa dinafikan atau diabaikan. Walaupun pada


        tataran simpel implementatif, penggunaan media atau pengembangan media masih terbatas

        atau  bahkan  pada  konteks  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  saat  ini

        dinamikanya berganti sangat cepat. Temuan Tafono (2018: 106) bisa memetakan alasan

        mengapa guru tidak menggunakan media dalam pembelajarannya, diantaranya: 1) guru


        beranggapan memakai media memerlukan persiapan, 2) media itu barang canggih serta

        mahal, 3) ketidakmampuan memakai media (gagap teknologi), 4) media itu hanya buat

        hiburan sedangkan belajar itu wajib  serius, 5) tidak tersedia media yang diperlukan di

        sekolah, 6) pengajar tidak tahu arti krusial penggunaan media pembelajaran, 7) guru tidak

        mempunyai  pengetahuan  serta  kemampuan  mengenai  cara  membentuk  sendiri  media


        pembelajaran, 8) pengajar tidak memiliki keterampilan menggunakan media pembelajaran,
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15