Page 15 - Modul Media Pembelajaran
P. 15
4. Landasan Filosofis Penggunaaan Media
Zuhairini (1980: 5-6) mengelaborasi dimensi kesempurnaan manusia secara filosofik,
yaitu manusia sebagai: 1) homo sapiens atau makhluk yang mempunyai budi, 2) homo
faber atau tool making animal yaitu binatang yang pandai membuat bentuk peralatan dari
bahan alam untuk kebutuhan hidupnya, 3) homo economicus atau makhluk ekonomi, 4).
Homo religious yaitu makhluk beragama, 5) homo laquen atau makhluk yang pandai
menciptakan bahasa dan menjelmakan pikiran dan perasaan manusia dalam kata-kata yang
tersusun. Jika dikaitkan dengan sifat dasar manusia ayang selalu mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan, dan peralatan atau media untuk pembelajaran, maka tidak pada
tempatnya ketika manusia dari tahun ke tahun selalu menggunakan media yang sama,
mengapa demikian? karena manusia adalah makhluk homo faber, makhluk yang mampu
mengembangkan media, alat dan instrumen yang digunakan untuk menopang
kehidupannya. Maka dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun idealnya selalu ada inovasi
dan pengembangan media, khususnya media pembelajaran dalam rangka meningkatkan
mutu pembelajaran dan mutu kehidupan umat manusia. Dari asas ini, sesungguhnya
penggunaan dan pengembangan media dalam pembelajaran memiliki landasan yang
fundamental dan esensial. Landasan ini dapat memberikan implikasi dasar filosofi paling
tidak dilihat dari tiga perspektif, yaitu: 1) perspektif guru, 2) peserta didik dan 3) media itu
sendiri.
Pertama, implikasi dasar filsosofis bagi guru adalah kemampuan guru dalam
menggunakan dan mengembangkan media harus terus diupayakan secara maksimal, jika
tidak maka eksistensi guru akan mengalami kemandegan dalam mengantisipasi perubahan
dan percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, sebaik apa pun materi,
jika tidak diimbangi dengan metode yang baik, termasuk di dalamnya unsur media yang
menarik, maka tidak akan membawa kebaikan bagi pengembangan kreatifitas peserta
didik. Dalam paradigma pesantren dikenal dengan jargon aṭ-ṭorīqotu ahammu min al
maddah, wal-mudarrisu ahmmu min aṭ-ṭarīqah, wa rūhu al-mudarris ahammu min al-