Page 7 - Materi status gizi balita
P. 7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Risiko Menikah Dini Pada Status Gizi Balita
Masalah serius pada remaja adalah saat kejadian kehamilan dan proses persalinan
karena dapat menyebabkan kehamilan berisiko. Kehamilan tersebut berisiko terjadinya
kematian ibu dan anak. Ibu muda masih kurang paham dan belum siap untuk merawat anaknya.
Penyebab kehamilan dan persalinan saat remaja adalah pernikahan dini. Karena pernikahan
yang dilakukan di bawah umur 18 tahun dapat berpengaruh pada status gizi bayi yang
dilahirkan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yakni status ekonomi, keberlakuan norma
budaya dan sosial masyarakat sekitar, dan tingkat pendidikan.(Khusna, 2017)
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan praktik pemberian makanan kepada
anak kurang benar padahal praktik pemberian makan penting dalam menentukan status
kesehatan dan perkembangan. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan pengetahuan yang
dimiliki ibu juga rendah. Tingkat pengetahuan ibu yang rendah tentang gizi balita dapat
memengaruhi keadaan gizi balita karena ibu merupakan seorang yang memiliki keterkaitan
paling besar terhadap balita nya.(Nurmaliza & Herlina, 2019).
2.2 Faktor di Pedesaan dan Perkotaan Pada Status Gizi Balita
Faktor di pedesaan dan perkotaan juga berhubungan dengan status gizi. Di pedesaan
dan perkotaan balita memiliki gizi baik dikarenakan daya tahan tubuh baik pula dan sebaliknya
balita memiliki gizi kurang dikarenakan daya tahan tubuh lemah. Faktor yang berhubungan
dengan status gizi di pedesaan yaitu TB orang tua, status ekonomi dan sosial, pekerjaan,
pendidikan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Di perkotaan yaitu TB orang tua, pekerjaan
orang tua, pendidikan, dan juga status sosial dan ekonomi.
Jika balita terkena penyakit infeksi, umumnya ibu balita di pedesaan kurang memahami
perihal penyakit infeksi yang dapat menyebabkan penurunan berat badan juga tidak mengetahui
gejala penyakit infeksi. Ibu di pedesaan beranggapan jika anaknya sakit sedikit maka mereka
akan sembuh dengan sendirinya. Bila penyakit tidak kunjung sembuh dan anak mengalami
nafsu makan menurun sehingga asupan makanan bergizi menjadi berkurang dan berat badan
anak menjadi turun. Berkurangnya asupan gizi dapat menyebabkan anak mengalami gizi buruk.
3