Page 9 - Materi status gizi balita
P. 9
5
mempersiapkan makan juga ketersediaan makanan yang cukup dan menjaga tempat makan bayi
agar selalu bersih. Waktu memberikan makan pun harus diperhatikan seperti memberikan
makan yang cukup dalam sehari. Pemberian MPASI yang terlalu dini juga akan memberikan
dampak negatif dan menjadi tugas ibu untuk memberikan bayi MPASI secara tepat waktu.
(Zogara, 2020).
Pemberian daun kelor juga dapat diberikan sebagai MPASI dengan tujuan
meningkatkan status gizi balita. Daun kelor mengandung banyak nilai gizi yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil juga balita. Memilih daun kelor
karena tanaman ini mudah ditanam di semua tanah di negara tropis. Daun kelor dapat dijadikan
alternatif untuk memperbaiki keadaan gizi buruk di Indonesia, apabila dikonsumsi setelah
dikeringkan dan dijadikan serbuk tepung.(Rahayu etal., 2018).
2.4 Penyapihan ASI Dini dan Keefektifan Datang ke Posyandu
Banyak ibu sekarang yang melakukan penyapihan ASI terlalu dini pada anaknya dan
hal ini yang menyebabkan bayi kekurangan energi dan protein. Masa penyapihan merupakan
masa perpindahan dari ASI menuju makanan dewasa yang menyebabkan masa ini sangat kritis
karena balita mudah mengalami gangguan gizi pada masa penyapihan ini.
Selain itu pola pengasuhan pada anak yang kurang baik memberikan dampak pada
tumbuh dan kembang anak. Perilaku tersebut seperti menjaga kedekatan dengan anak, merawat,
memastikan anak selalu bersih, dan yang terutama selalu memberikan kasih sayang anak secara
baik. Pola asuh ibu yang benar dan tetap memberikan ASI eksklusif selama 2 tahun dapat
memelihara kesehatan balita. Penyebab ibu tidak memberikan ASI eksklusif karena kesibukan
kerja dan tidak ada waktu untuk menyusui anaknya. (Masyudi et al., 2019).
Hambatan pertumbuhan dapat dilakukan dengan selalu memantau pertumbuhan balita
di posyandu. Kegiatan utama di posyandu yakni penimbangan berat badan terhadap balita setiap
bulan dan menjadi salah satu program perbaikan gizi masyarakat. Penimbangan balita di
posyandu dapat dilakukan mulai satu bulan hingga 5 tahun. Dalam hal ini partisipasi ibu sangat
diperlukan untuk mencegah gizi buruk atau tak seimbang dengan selalu mengunjungi posyandu
setiap bulan. Jika ibu rutin mengunjungi posyandu maka tumbuh dan kembang anak akan selalu
terpantau dan dapat mendeteksi dini bila terjadi gangguan kesehatan pada anak.
Dilakukan penelitian terkait keaktifan kunjungan ibu ke posyandu dan didapat beberapa
faktor yang paling memengaruhi yaitu umur ibu. Usia ibu kisaran 26-35 tahun paling banyak