Page 109 - BISNIS BERKELANJUTAN DAN PERUBAHAN IKLIM
P. 109

Mengolah Meti Sebagai
                             Mengolah Meti Sebagai

                             Penopang Hidup Keluarga
                             Penopang Hidup Keluarga





                             Oleh Moh. Ridwan Lapasere - Beritapalu
                              Penerima Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan
                              dan Perubahan Iklim oleh ASPPUK, AJI Indonesia dan Konde.co








               Berita  Palu, Morowali  Utara  | Hilir mudik  disana. Namun sebagian besar perempuan
               kendaraan melintas di jalan poros desa  disana dulunya hanya bekerja menjadi
               Tompira     Kecamatan      Pamona      Timur,   pengupas  cangkang  meti  yang sudah
               Morowali  Utara.  Ika  Yuspariyanti  masih  dikumpulkan  dari nelayan. Mereka diupah
               sibuk melayani pembeli minuman segar yang  sebesar 2000 rupiah per liternya.
               dikemas dalam kemasan plastik. Aktivitas ini
               dijalani untuk mengisi waktu luang, sembari     “ Biasanya dalam sehari,  rata rata saya
               juga menjual  kue dan penganan lainnya.         dapat menghasilkan lima puluh ribu rupiah.
               Biasanya juga Ibu  dua  anak ini menjual        Tergantung  dari banyaknya  meti  yang
               dagangannya  ke Pasar  terdekat seminggu        dikupas. Kadang kadang 20 sampai 30 liter
               sekali, sembari menitipkan hasil olahan meti    per orang. “ ujar Ika.
               ke kios kios terdekat.                          Peluang itu akhirnya terbuka

               Sebagai ketua kelompok “Ma’rasa”, Ibu anak
               dua ini juga masih memproduksi meti (kerang     lebar
               sungai) bersama anggota kelompoknya. Meti       Dulunya sebagian besar perempuan  desa
               yang berasal dari spesies  Pilsbryoconcha  Tompira hanyalah  sebagai pengupas  meti
               exilis ini diolah menjadi bahan bahan dasar  saja. Mereka mendapatkan upah dari kerja
               pembuatan cemilan dalam kemasan.                sambilan  di rumahnya. Sembari mengisi
                                                               waktu senggang. Sebenarnya harga kerang
               Meti  adalah sebutan  lokal untuk  kerang       yang hidup di dasar sungai ini cukup baik.
               sungai bagi masyarakat  yang  tinggal           Bisa mencapai  20 ribu  rupiah  perliternya,
               di sepanjang sungai La’a di Kabupaten           jika dibeli eceran oleh warga di pasar. Akan
               Morowali  Utara. Tidak  ada yang tahu asal      tetapi jika dibeli oleh pedagang pengumpul
               muasal penyebutan meti atau kerang sungai       harganya hanya 12 ribu rupiah per liternya.
               ini di masyarakat. Kerang ini menjadi salah     Karena akan dijual kembali keluar daerah.
               satu bahan makanan pokok yang dikonsumsi
               oleh masyarakat setempat.                       Pada tahun 2021 lalu, Asosiasi Pendamping
                                                               Perempuan  Usaha Kecil Mikro (ASPPUK),
               Mata  pencarian Sebagian besar  warganya        bersama  lembaga  anggotanya  Komunitas
               juga adalah menjadi nelayan pencari  meti       Peduli Perempuan dan Anak (KPPA Sulteng)
               di sungai. Mencari meti berlaku bagi semua      datang berkunjung  ke desa, mereka
               orang di sana baik perempuan atau laki laki

                                        Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim            109
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114