Page 110 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 110

Mengolah Meti Sebagai
                          Mengolah Meti Sebagai

                          Penopang Hidup Keluarga
                          Penopang Hidup Keluarga





                           Oleh Moh. Ridwan Lapasere - Beritapalu
                           Penerima Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan
                           dan Perubahan Iklim oleh ASPPUK, AJI Indonesia dan Konde.co








            Berita  Palu, Morowali  Utara  | Hilir mudik  disana. Namun sebagian besar perempuan
            kendaraan melintas di jalan poros desa  disana dulunya hanya bekerja menjadi
            Tompira     Kecamatan      Pamona      Timur,    pengupas  cangkang  meti  yang sudah
            Morowali  Utara.  Ika  Yuspariyanti  masih  dikumpulkan  dari nelayan. Mereka diupah
            sibuk melayani pembeli minuman segar yang  sebesar 2000 rupiah per liternya.
            dikemas dalam kemasan plastik. Aktivitas ini
            dijalani untuk mengisi waktu luang, sembari      “ Biasanya dalam sehari,  rata rata saya
            juga menjual  kue dan penganan lainnya.          dapat menghasilkan lima puluh ribu rupiah.
            Biasanya juga Ibu  dua  anak ini menjual         Tergantung  dari banyaknya  meti  yang
            dagangannya  ke Pasar  terdekat seminggu         dikupas. Kadang kadang 20 sampai 30 liter
            sekali, sembari menitipkan hasil olahan meti     per orang. “ ujar Ika.
            ke kios kios terdekat.                           Peluang itu akhirnya terbuka

            Sebagai ketua kelompok “Ma’rasa”, Ibu anak
            dua ini juga masih memproduksi meti (kerang      lebar
            sungai) bersama anggota kelompoknya. Meti        Dulunya sebagian besar perempuan  desa
            yang berasal dari spesies  Pilsbryoconcha  Tompira hanyalah  sebagai pengupas  meti
            exilis ini diolah menjadi bahan bahan dasar  saja. Mereka mendapatkan upah dari kerja
            pembuatan cemilan dalam kemasan.                 sambilan  di rumahnya. Sembari mengisi
                                                             waktu senggang. Sebenarnya harga kerang
            Meti  adalah sebutan  lokal untuk  kerang        yang hidup di dasar sungai ini cukup baik.
            sungai bagi masyarakat  yang  tinggal            Bisa mencapai  20 ribu  rupiah  perliternya,
            di sepanjang sungai La’a di Kabupaten            jika dibeli eceran oleh warga di pasar. Akan
            Morowali  Utara. Tidak  ada yang tahu asal       tetapi jika dibeli oleh pedagang pengumpul
            muasal penyebutan meti atau kerang sungai        harganya hanya 12 ribu rupiah per liternya.
            ini di masyarakat. Kerang ini menjadi salah      Karena akan dijual kembali keluar daerah.
            satu bahan makanan pokok yang dikonsumsi
            oleh masyarakat setempat.                        Pada tahun 2021 lalu, Asosiasi Pendamping
                                                             Perempuan  Usaha Kecil Mikro (ASPPUK),
            Mata  pencarian Sebagian besar  warganya         bersama  lembaga  anggotanya  Komunitas
            juga adalah menjadi nelayan pencari  meti        Peduli Perempuan dan Anak (KPPA Sulteng)
            di sungai. Mencari meti berlaku bagi semua       datang berkunjung  ke desa, mereka
            orang di sana baik perempuan atau laki laki

            110          Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115