Page 112 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 112
sekarang. Menurut Yuniar ketua kelompok dipasarkan keluar Morowali Utara, hanya
Mekar Bersatu, meti hanya diolah sebagai saja belum maksimal. Biasanya pemerintah
bahan makanan biasa di dapur dapur daerah ketika akan mengikuti pameran di
keluarga untuk dikonsumsi. Tidak sampai luar daerah, sudah memesan lebih awal.
diolah dan dijual dalam kemasan. Hasil produksi kelompok meti ini sudah
dibawa dan dijadikan oleh oleh oleh pejabat
“ Setelah datangnya teman teman ASPPUK maupun masyarakat lainnya.
dan KPPA, kita akhirnya bisa mengolah meti
menjadi bahan makanan lain.” Kata Yuniar. Ada pula yang di jual langsung ke pasar
atau kios kios di sekitar desanya. Misalnya
Penghasilannya pun menjadi bertambah. menitipkan ke warung warung untuk
Karena saat ini tidak lagi sebagai pengupas dijual. Harganya bervariasi sesuai jenisnya.
meti yang mendapatkan upah , akan tetapi Misalnya stik meti dibanderol dengan harga
dapat memproduksi meti menjadi sumber 15 ribu , sama dengan stik meti batagor 15
penghasilan tambahan bagi keluarga.
ribu, sedangkan sambal meti dihargai 100
Produksi perdana
perempuan tompira ini
adalah stik , nuggets dan
krispy. Semua berbahan
dasar meti atau kerang
sungai. Metinyapun berasal
dari tangkapan para
nelayan setempat disekitar
pemukiman mereka.
Karena desa tompira ini
berada dipinggiran sungai
La’a yang membelah dua
wilayah desa ini.
Modal awal dari kelompok
dikumpulkan dari
masing masing anggota
sejumlah 10 ribu rupiah.
Tujuannya untuk menjadi
modal membeli bahan.
Selanjutnya bahan dasar
meti itulah yang diolah
menjadi stik, nuggets dan
krispy. Hasil produksi
itulah yang dipasarkan di
sekitar kampungnya.
Sekarang ini hasil dari
produksi kelompok
usaha bersama ini sudah
112 Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim