Page 129 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 129

  Penilaian Status Gizi  




               kebutuhan  hidup.  Selanjutnya  tentang  makanan  atau  pangan,  yaitu  segala  sesuatu  yang
               berasal  dari  sumber  hayati  dan  air  baik  yang  diolah  maupun  yang  tidak  diolah  yang
               diperuntukkan  sebagai  makanan  atau  minuman  bagi  manusia  termasuk  bahan  tambahan
               pangan, bahan baku pangan dan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan
               dan  atau  pembuatan  makanan  atau  minuman  (PP  RI  No.  28  Th.  2004).  Dengan  demikian
               survei  konsumsi  pangan  berarti  suatu  cara  atau  strategi  menentukan  status  gizi  individu
               maupun kelompok dengan cara menghitung  konsumsi atau asupan zat gizi yang terdapat
               pada makanan dan minuman yang dikonsumsi atau yang diasup oleh seseorang.  Survei yang
               dirancang  untuk  mendapatkan  informasi  pangan  yang  dikonsumsi  baik  kuantitas  maupun
               kualitas.    Survei  konsumsi  pangan  harus  mempertimbangkan  faktor  selain  pangan  dalam
               pengumpulan  datanya  (Camreon  dan  Wija,  1998).  Misalnya  faktor  budaya,  ekonomi,  dan
               faktor lain yang mempengaruhi konsumsi pangan.
                     Tujuan  Survei  konsumsi  pangan.  Untuk  memperoleh  informasi  mengenai  gambaran
               tingkat kecukupan dan zat gizi mikro (arti sempit), sedangkan secara luas ditujukan untuk
               (arti luas) : 1).  Mempelajari kebiasaan makan, 2).Menilai seberapa jauh angka kecukupan
               gizi  (AKG)  terpenuhi,  3).  Bahan  perencanaan  program  gizi,  4).  Bahan  pengembangan
               program  gizi,  5).  Bahan pendidikan  gizi.  Sedangkan  sasarannya  adalah: a).  Individu:    Bayi,
               Anak    usia  Bawah  Dua  Tahun  (Baduta),  Anak  usia  Bawah  Tiga  Tahun  (Batita),  Anak  usia
               Bawah  Lima  Tahun  (Balita),  Anak  usia  Sekolah,  Remaja,  Dewasa,  Ibu  hamil  (Bumil),  Ibu
               menyusui (Busui) atau ibu meneteki (Buteki), dan Atlet, b). Keluarga:     Keluarga  Inti/batih
               (ayah, ibu, anak),   keluarga  besar (keluarga inti ditambah kakek/nenek), dan c). Institusi:
               asrama, panti (jompo) dengan penghuni homogen. Metode pengukuran  konsumsi makanan
               antara lain:

               1.    Metode penimbangan/Food Weighing
                     Metode  penimbangan/Food  Weighing  adalah  menimbang  kuantitas  makanan  dan
               minuman  yang  dikonsumsi  sehari-hari.  Makanan  dan  minuman  diukur  dengan  cara
               ditimbang  sebelum  dikonsumsi,  setelah  selesai  makan  ketika  masih  mentah  baik  dalam
               keadaan kotor maupun sudah bersih. Pada metode penimbangan makanan, responden atau
               petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1
               hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan,
               dana penelitian dan tenaga yang tersedia.

               2.    Metode pencatatan/Food Record
                     Metoda  pencatatan/Food  Record  adalah  pengukuran  konsumsi  pangan  dengan  cara
               mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi. Metode ini disebut juga food records
               atau  diary  records,  yang  digunakan  untuk  mencatat  jumlah  yang  dikonsumsi.  Responden
               diminta untuk mencatat semua yang makanan dan minuman setiap kali sebelum  dikonsumsi
               dalam  Ukuran  Rumah  Tangga  (URT)  atau  menimbang  dalam  ukuran  berat  (gram)  dalam
               periode  tertentu  (2-4  hari  berturut-turut),  termasuk  cara  persiapan  dan  pengolahan
               makanan tersebut.




                                                           121
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134