Page 40 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 40
Penilaian Status Gizi
anak laki-laki mulai mengalami mimpi basah sebagai tanda bahwa seorang laki-laki telah akil
balig. Sedangkan organ reproduksi pada anak perempuan yaitu ovarium mulai mempro-
duksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan
organ reproduksi perempuan. Selain itu, juga memengaruhi ovulasi, yaitu pematangan sel
telur dan pelepasan sel telur dari ovarium. Pada masa pubertas, indung telur pada anak
perempuan mulai aktif dan menghasilkan sel telur (ovum).
Sedangkan yang dimaksud ciri kelamin sekunder adalah terjadi perubahan fisik baik
pada laki-laki maupun perempuan. Ciri kelamin sekunder pada anak laki-laki adalah mulai
tumbuh kumis dan jambang, mulai tumbuh rambut di ketiak dan di sekitar alat kelamin,
serta dada menjadi lebih bidang. Ciri kelamin sekunder pada perempuan, antara
lain payudara mulai tumbuh dan membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan di sekitar
alat kelamin, serta membesarnya panggul.
Masa perkembangan pada remaja paling pesat di antara tahap-tahap perkembangan
hidup manusia. Selain perubahan-perubahan fisik, remaja juga mengalami perubahan
psikologis. Perkembangan jiwa pada masa remaja juga semakin mantap. Pada akhir masa
remaja, jiwanya sudah tidak mudah ter-pengaruh serta sudah mampu memilih
dan menyeleksi mana yang baik dan mana yang jelek. Remaja juga sudah mulai belajar
bertanggung jawab pada dirinya, keluarga, dan lingkungannya. Remaja mulai sadar akan
dirinya sendiri dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak lagi.
C. PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan tidak sama dengan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan
yang dapat diukur secara kuantitatif, contohnya pertambahan berat badan dari 5 kg tumbuh
dan bertambah menjadi 6 kg. Pertumbuhan panjang badan dari 54 cm bertambah menjadi
60 cm. Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang hanya dapat diukur secara
kualitatif. Di sini perubahan tidak dapat dikuantitatifkan, contohnya seorang anak
bertambah kemampuan geraknya dari merangkak menjadi bisa berdiri, dari tidak bisa bicara
menjadi bisa bicara, dan sebagainya.
(Sumber: Abas Basuni Jahari, 2004)
Gambar 1.7
Kaitan pertumbuhan dan perkembangan
32