Page 37 - E-Modul Fisling Lidia Nia FIX_Neat
P. 37

Gambar 21. Bagan Proses Penyerapan Kalor Pada Mesin Pendingin

                Pada sistem lemari  es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur tinggi
                                                                                                              E
            melalui  penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari  Es dimana QH dikeluarkan dan gas
            mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang bertekanan tinggi , melalui katup,

            ke tabung tekanan rendah di dinding dalam lemari  es, cairan tersebut menguap padatekanan
            yang lebih rendah ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari es.



                Fluida  kembali  ke  kompresor  dimana  siklus  dimulai  kembali.  Sampai  saat  ini  belum

            ditemukan lemari  es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil  kalor
                                                                                                              E
            dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi). Hal ini sesuai dengan pernyataan Clausius

            mengenai hukum termodinamika kedua, yaitu kalor tidak mengalir secara spontan dari benda
            dingin ke benda panas.



                Meskipun  memiliki  cara  kerja  lemari  es  dengan mesin  kalor berlawanan,  akan  tetapi
            prinsip  kerja lemari  es masih  berhubungan dengan hukum perpindahan kalor (membalikkan

            arah  normal  aliran  energi  panas).  Kulkas dapat bekerja  karena  adanya refrigeran,  yaitu zat
            semacam  freon yang bertitik didih rendah sehingga terjadi perubahan wujud antara cair dan

            gas. Sebaguan cairan, refrigeran berperan dakam penyerapan energi panas dari udara dingin di
            dalam lemari es untuk diubah menjadi gas.
















                                                                                                   37
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42