Page 6 - PROFESI EDISI 1 TAHUN 2023
P. 6

siwaratri melakukan penggalangan dana. Hal ini      Kalau disimak arti kata Lubdaka. Kata Lubdaka
           dinyatakan  dalam kakawin  Siwaratri Kalpa dari     berasal dari bahasa sansekerta yang berarti
           Mpu  Tanakung  “...ri  muksa nikanang  kulem  ri    pemburu. Apa yang diburu? Sudah tentu binatang,
           tek ing rahina pasunga dana ring sabha...” (bila    nama lain dari binatang adalah sattwa/sato. Kata
           malam sudah lewat dan dengan datangnya siang        “sattwa”  berasal  dari  kata  “sat”  yang  berarti
           hari,  harus  dilaksanakan.  ‘meminta  makanan’     inti  yang  mulia  atau  hakekat,  dan  “twa” berarti
           di masyarakat) yang dapat diberikan untuk amal      sifat. Jadi sattwa berarti bersifat inti atau hakekat
           berkisar dari hal-hal yang mulia (uttama) sampai    kehidupan ini. Dengan demikian yang bernama
           hal-hal yang sederhana (nista) sesuai dengan ke-    Lubdaka itu adalah pelukisan atau gambaran dari
           mampuan dan kesanggupan.                            kesadaran yang tertinggi dari manusia yang selalu
                                                               mengejar atau mencari hakikat kehidupan yang
           C.  Makna Filosofis Hari Raya Siwaratri             sesungguhnya.

                Sebelum mengetahui maknanya terlebih dulu           Dijelaskan  dalam  ringkasan  cerita,  bahwa
           dijelaskan mengenai arti Siwaratri itu. Siwaratri   Lubdaka  selama  satu  malam  suntuk  naik  diatas
           adalah hari Raya yang disucikan oleh umat Hindu     pohon maja atau bila, untuk menyelamatkan diri-
           karena memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi.   nya dari serangan binatang buas yang merupakan
           Siwaratri berarti Malam Siwa. Kalau diuraikan       simbolik dari keteguhan hati atau ketekunan, dia-
           terdiri dari dua suku kata yaitu siwa dan ratri.    tas pohon ia memetik daun bila satu per satu agar

                Siwa berasal dari bahasa Sansekerta yang ar-   tidak tidur. Orang yang tidak tidur disebut dengan
           tinya baik hati, suka memaafkan, memberikan ha-     tan aturu, tan mrema, atanghi. Secara  singkat
           rapan dan membahagiakan. Nama Siwa dalam hal        dikatakan  bahwa manusia  yang  terbelenggu  dan
           ini adalah gelar kehormatan bagi Manifestasi Ida    hanya menuruti nafsu indrianya dikatakan sebagai
           Sanghyang Widhi Wasa yang disebut Dewa Siwa         orang yang aturu (tidur), manusia yang senantiasa
           yang  mempunyai  fungsi  sebagai  Dewa  Pelebur/    aturu disebut dengan manusia papa. Si Lubdaka
           Pemralina. Sedangkan ratri/latri  artinya  malam,   telah  mengendalikan dirinya dari aturu menjadi
           juga  berarti  gelap/kegelapan.  Dengan  demikian   atanghi yaitu menemukan kesadaran  akan sang
           Siwaratri berarti malam untuk melebur kegelapan     diri dengan melek  semalam  suntuk sehingga
           dengan  kata  lain  mengandung  pengertian  yaitu   mendapat anugrah dari Dewa Siwa.
           malam payogan Dewa Siwa untuk melebur segala             Bhagawan  Wrhaspati  memberikan  solusi
           papa/dosa setiap umat yang sujud bhakti memuja      untuk mengatasi  aturu dan  papa adalah  dengan
           beliau.                                             senantiasa  sadar  akan  jati  dirinya,  maka  pikiran
                Hari raya Siwaratri yang dilaksanakan pada     akan  menjadi  suci  dan  hening,  karena  sang at-
           hari  caturdasi krsnapaksa maghapalguna atau        malah yang merasakan suka dan duka dalam diri,
           yang disebut dengan  panglong ping pat belas        Bhatara  Iswara mengajarkan  manusia  sebuah
           sasih kapitu atau orang juga menyebutnya dengan     kata kunci : ”yan matutur ikang atma ri jatinya“
           prawanining tilem sasih kapitu (satu hari sebelum   (senantiasa menyadari akan hakekat  atma yang
           tilem kapitu),  merupakan  malam  yang  paling      sejati)  dan  “amuter tutur pinahayu” (senantiasa
           gelap  dalam  satu  tahun.  Pada  malam  itu,  Dewa   membicarakan  hal-hal  yang mulia).  Sehingga
           Siwa beryoga untuk mewujudkan sifat beliau yang     orang yang dapat mengendalikan diri dan senan-
           maha pengasih, penyayang serta maha Pengampun       tiasa sadar disimboliskan dengan jagra.
           dengan melebur dosa umatnya yang sujud bhakti            Selanjutnya pantangan yang termasuk berat
           memuja beliau pada malam itu, sehingga mereka       adalah monabrata yang berarti tidak bicara. Pan-
           akan memperoleh anugerah-Nya.                       tangan ini sungguh merupakan sebuah hal yag su-
                Pelaksanaan  Siwaratri sekaligus dengan        lit dilakukan. Monabrata merupakan sebuah sim-
           bratanya mengandung  makna  tertentu.  Ajaran       bol agar orang bicara berdasarkan pada kesadara-
           Siwaratri dapat kita lihat dalam kakawin Siwaratri   an, tidak sembarangan berbicara. Dalam kakawin
           Kalpa yang dilukiskan melalui kisah si Lubdaka.     Niti Sastra sargah V.3 telah menegaskan sebagai
                                                               berikut :


                        6                   ISSN 2085-8639                   Profesi-Edisi 1, Th.18 Juli 2023
                                            ISSN 2085-8639
                                            ISSN 2085-8639
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11