Page 37 - E-Majalah Kriyasadana Edisi 4
P. 37

CERPEN







               Ilara mengeluarkan pedang dari                         "Baiklah, tolong hibur aku, Ziko",
           sarungnya lantas menyerang Clara                       ujar kesatria hitam itu dengan

           dengan gerakan yang sangat cepat.                      senyum yang merendahkan.
           Ilara menyerang ke arah leher dari
           Clara, namun Clara yang sudah                             Kay membuka pertarungan,
           menebaknya langsung menghindar                         dengan secepat kilat ia menuju ke
           sekaligus menendangnya. Tenda-                         titik buta dari Ziko dan menyerang,

           ngan mengenai dengan telak dan                         Ziko bertahan. Kay menyerang
           membuat Ilara terpental jauh hingga                    kembali namun Ziko
           ke tembok. Tembok itupun retak.                        menghindarinya. Pertarungan seni
                                                                  berpedang pun tak terelakkan,
               Sementara itu di luar istana,                      mereka berdua beradu kemampuan,
           pengawal Ilara yang dibuang keluar                     membuktikan siapa yang lebih kuat.
           oleh Clara mencoba untuk kembali

           lagi, tapi nampaknya dewi keberu-
           ntungan sedang tidak berpihak                             Saat mereka sedang bertarung,
           kepadanya, di depannya ada kesatria                    ditengah-tengah mereka dikagetkan

           hitam. Sosok kesatria yang selalu                      oleh aura sihir oleh Ilara yang
           menemani dan menjaga Clara                             meluap-luap. Kay yang merasakan
           dimanapun ia berada.                                   aura itu hendak menyelesaikan
                                                                  pertarungan dengan segera.
               "Ilara sudah pasti akan kalah, jadi                Dikeluarkan- nya sihir semi
           menyerahlah", ucap Kesatria hitam                      pamungkas Kay, seketika tanah
           itu dengan nada penuh kesombo-                         disekitarnya bergetar dan terpaan

           ngan.
                                                                  angin semakin kencang. Kay
               "Masa bodoh dengan hal itu!",                      menutup matanya sejenak, meresapi
           jawab pengawal itu tegas.                              kekuatan alam yang mengelilinginya.


              Sebelum memulai pertarungan,                        Ia memperdalam napasnya,
           kesatria hitam tersebut                                merasakan getaran energi yang
           memperkenalkan dirinya sebagai                         mengalir melalui dirinya. Kemudian,
           bentuk rasa kehormatannya.                             dengan gerakan tangan yang lembut

               "Namaku Kay, beritahu namamu                       namun pasti, ia mengangkat
           wahai pemula", ungkap kesatria                         pedangnya. “Cahay-”

           hitam tersebut.                                            "Bruak!!!"

               "Ziko", balas pengawal Ilara dingin.





          37    E-Majalah                               Edisi 4
                                              A
                                                N
                                                  A
                                            D
                                   I
                                 R
                               K
                                    Y
                                          A
                                        S
                                      A
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42