Page 40 - E-Majalah Kriyasadana Edisi 4
P. 40

CERPEN







               "Penyihir ini?", bisik salah satu dari                  Di kamar Ilara, dua kesatria sedang
           ahli sihir itu terheran dengan                          menunggu dua tuan putri mereka

           keberadaan Clara.                                       siu- man. Ilara terbaring diatas kasur
                                                                   dengan hiasan emas di ujungnya
              Ziko mendengar suara tersebut                        serta banyak berlian di sekitarnya,
           namun dia tidak memperduli-                             begitu pula Clara, dia terbaring di
           kannya, berbeda dengan Kay. Aura                        kasur yang sama dengan Ilara.
           sihir hitam Kay meluap-luap,
           namun anehnya wajah Kay sangat                             Keheningan malam, sebuah

           datar dan tenang.                                       suasana yang paling dicari-cari oleh
                                                                   banyak manusia. Sebuah keheningan
              Ziko tanpa disadari telah                            yang dapat memberikan ketenangan
           memperhatikan Kay sejak tadi dan                        pada jiwa manusia. Ada kalanya jiwa
           akhirnya terbongkar juga. Bahkan                        manusia pasti lelah dan butuh untuk

           seorang pejuang sehebat Ziko pun                        istirahat. Seperti halnya jiwa Kay, dia
           terdeteksi, sungguh menakutkan                          sedikit menyesal karena tidak
           kesatria hitam itu.                                     mengikuti Clara sejak awal.

               “Hm...mau sampai kapan kamu                            Saat ini Kay sedang menunggu
           mau  mengawasiku, sampai aku                            Clara siuman di sampingnya,

           memukulmu?", ujar Kay dengan                            kemudian Ziko menghampirinya dan
           tatapan tajam.                                          menanyakan sesuatu.

              Ziko membalas dengan senyuman                            "Sebenarnya apa yang kau ingin-
           karena dia sangat yakin jika                            kan dengan merampok kerajaan?".

           seandainya pada pertarungan                             Ziko memulai pembicaraan.
           sebelumnya Kay mengerahkan
           seluruh kekuatannya sudah                                    "Sebagai seorang kesatria, apakah
           dipastikan ia akan kalah hanya                           kau akan tetap diam melihat rakya-
           dengan satu serangan saja. Namun                         tmu sengsara dan menderita?", Kay

           pada kenyataannya, Kay menahan                           tetap kokoh dengan idealismenya.
           diri karena ada Clara di sisinya.















                                                             E-Majalah                               Edisi 4 40
                                                                                         D
                                                                                       A
                                                                                           A
                                                                                               A
                                                                                             N
                                                                                     S
                                                                              R
                                                                            K
                                                                                I
                                                                                   A
                                                                                 Y
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45