Page 29 - SUMONO_Biologi_SMA_E_X
P. 29
Materi Ajar Pertemuan Ke-3
(materi bioteknologi secara lengkap dapat dilihat pada modul guru pembelajar mata
pelajaran biologi tingkat SMA)
Definisi Bioteknologi
Bioteknologi adalah terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu mikrobiologi,
biokimia, genetika, dan biologi molekuler. Definisi bioteknologi secara klasik atau
konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian bagiannya untuk
menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Sedangkan jika ditinjau secara modern, bioteknologi adalah pemanfaatan agen hayati atau
bagian-bagian yang sudah direkayasa secara in vitro untuk menghasilkan barang dan jasa
pada skala industry
Jenis-Jenis Bioteknologi
I Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional mencakup pemanfaatan organisme untuk menghasilkan
barang dan jasa secara tradisional. Ciri utama dari bioteknologi konvensional adalah tidak
adanya rekayasa genetik sehingga makhluk hidup yang terlibat dalam proses bioteknologi
tersebut masih memiliki sifat alaminya. Jika pun ada, rekayasa yang dilakukan belum terarah
dan hasilnya belum dapat dipastikan. Contohnya adalah pencarian bibit unggul tanaman
melalui radiasi. Teknik mutasi yang dilakukan menghasilkan tanaman mutan dengan sifat
yang berbeda-beda dan tidak dapat dipastikan. Barulah melalui proses penyortiran
didapatkan tanaman dengan sifat unggul yang diinginkan. Teknologi-teknologi yang
mendasari bioteknologi konvensional, diantaranya yaitu:
1. Teknologi bioproses
Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala operasi dan proses
yang memanfaatkan mikroorganisme, baik dalam fasa hidupnya maupun produk-produk
enzimnya. Teknologi bioproses merupakan gabungan antara bioteknologi dan teknik kimia.
Fermentasi memegang peranan penting dalam bioproses, karena merupakan kunci (proses
utama) bagi produksi bahan-bahan yang berbasis biologis. Bahan-bahan yang diuhasilkan
melalui fermentasi merupakan hasil-hasil metabolit sel mikroba, misalnya antibiotik, asam-
asam organik, aldehid, alkohol, fussel oil, dan sebagainya. Di samping hasil-hasil metabolit
tersebut, fermentasi juga dapat diterapkan untuk menghasilkan biomassa sel mikroba
seperti ragi roti (baker yeast) yang digunakan dalam pembuatan roti. Untuk menghasilkan
tiap-tiap produk fermentasi di atas dibutuhkan kondisi fermentasi yang berbeda-beda dan
jenis mikroba yang bervariasi juga karakteristiknya. Oleh karena itu, diperlukan keadaan
lingkungan, substrat (media), serta perlakuan (treatment) yang sesuai sehingga produk
yang dihasilkan optimal.