Page 5 - Kisah Dua Putri & Siraja Ular
P. 5

“Ya, ingat kata ayah dulu, udara malam di musim kemarau selalu


               lebih dingin dibandingkan dengan musim hujan,” kata Sasandewini.



                      ”O, begitu. Ujung kakiku ini sangat dingin, Kak.”



                      ”Pakailah kain itu, Suntre!”



                      ”Sudah, ini kain selimutnya,” lanjut Suntre sambil menarik selimut


               untuk menutupi ujung kakinya.



                      ”Suntre,  besok  pagi kita  mencari pucuk  pakis ke gunung,  ya,”

               Sasandewini mengalihkan pembicaraan.



                      ”Pucuk pakis?”



                      ”Ya, kita akan memetik daun pakis dan daun ganemo ke gunung


               di seberang sana, Suntre.”



                      ”Ya, Kak,” jawab Suntre pendek.



                      ”Kak, sebaiknya kita berangkat sebelum matahari terbit.”



                      ”Benar, Suntre. Segeralah tidur supaya besok kita bisa berangkat


               pagi-pagi.”



                      Suntre  merebahkan  tubuh  mungilnya,  menyelimuti  badan,  dan


               menyulam mimpi bersama malam.









                                                           3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10