Page 83 - Kisah Abu Nawas 1001 Malam
P. 83

"Tetapi kami bersedia membeli dengan harga yang amat
             tinggi.”  kata mereka.

                    "Berapa?" kata Abu Nawas pura-pura merasa tertarik.

                    "Seratus  dinar  uang  emas.”    kata  mereka  tanpa  ragu-
             ragu.

                    "Tetapi  tongkat  ini  adalah  tongkat  wasiat  satu-satunya
             yang  aku  miliki.”    kata  Abu  Nawas  sambil  tetap  berpura-pura
             tidak ingin menjual tongkatnya.

                    "Dengan  uang  seratus  dinar  engkau  sudah  bisa  hidup
             enak.”  Kata mereka makin penasaran.

                    Abu  Nawas  diam  beberapa  saat  sepertinya  merasa
             keberatan sekali.

                    "Baiklah  kalau  begitu.”    kata  Abu  Nawas  kemudian
             sambil menyerahkan tongkatnya.

                    Setelah  menerima  seratus  dinar  uang  emas  Abu  Nawas
             segera melesat pulang. Para pencuri itu segera mencari warung
             terdekat  untuk  membuktikan  keajaiban  tongkat  yang  baru
             mereka  beli.  Seusai  makan  mereka  mengacungkan  tongkat  itu
             kepada pemilik kedai. Tentu saja pemilik kedai marah.

                    "Apa  maksudmu  mengacungkan  tongkat  itu  padaku?"
             "Bukankah  Abu  Nawas  juga  mengacungkan  tongkat  ini  dan
             engkau membebaskannya?" tanya para pencuri itu.

                    "Benar.  Tetapi  engkau  harus  tahu  bahwa  Abu  Nawas
             menitipkan sejumlah uang kepadaku sebelum makan di sini!"

                    "Gila!  Temyata  kita  tidak  mendapat  keuntungan  sama
             sekali  menipu  Abu  Nawas.  Kita  malah  rugi  besar!"  umpat  para
             pencuri dengan rasa dongkol.
                                       oo000oo



                                          82
     aDef                                               Abu Nawas Sang Penggeli Hati
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88