Page 36 - Wahabi Menuduh NU Menjawab Melestarikan Amaliyah NU
P. 36
Kesimpulan 5. ZIARAH KUBUR
Wahabi Menuduh
mam Jalaluddin As-Suyuthi ketika ditanya perihal maulid
beliau menjawab secara eksplisit dengan sebuah karya kitab [1] ni menunjukkan bahwa para ahli hadits yang mensyaratkan
Iyang diberi nama Husnul Maqshad fi Amalil Maulid. Menurut untuk tidak memasukkan sembarang hadits dalam kitabnya
beliau, “Hukum asal maulid Nabi yang mana di dalamnya terdapat Imemandang bahwa hadits-hadits di atas tidak layak
orang yang membaca ayat suci al-Qur’an dan hadits Nabi tentang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
pengurai kelahiran Rasulullah, begitu juga ayat yang ada hubungan Jadi, Syaikhul Islam seakan mengisyaratkan bahwa kalau
dengan kisah kenabiannya. Dilanjutkan dengan acara ramah tamah, dalam kitab-kitab Sunan maupun Musnad yang mu’tamad
lalu bubar tidak lebih dari itu. Maka, itu adalah bid’ah hasanah dan saja hadits-hadits tersebut tidak ada –padahal kitab-kitab ini
pelakunya mendapat pahala.” (Husnul Maqshad, halaman 251- memuat banyak hadits dha’if lainnya– berarti hadit-hadits tadi
252). memang terlalu dha’if hingga tidak layak untuk dinisbatkan
kepada Rasulullah.
Imam Suyuti juga berkata bahwa suatu ketika Imam Ibnu Hajar [2] Lihat: Ar Raddu ‘alal Akhna-iy hal 87-88 dan Majmu’ Fatawa
ditanya tentang maulid, beliau menjawab, “Asal muasal amalan 27/216 dan setelahnya.
maulid (seperti yang ada saat ini) adalah bid’ah, dan tidak pernah Sumber : https://muslim.or.id/7486-ini-dalilnya-14-larangan-
dinukil dari para salafus shalih, bersamaan dengan hal tersebut melakukan-safar-khusus-untuk-ziarah-kubur.html
terdapat amalan yang baik di dalamnya dan menjauhi amalan yang
buruk. Maka barangsiapa yang berusaha mengamalkan (yang baik Disamping dalil diatas mereka juga berdalih dengan beberapa ayat
di dalamnya) dan menjauhi sebaliknya maka amalan ini hukumnya al-Qur’an dan hadits yang sama sekali tidak bisa diterapkan kepada
bid’ah hasanah, dan tidak begitu jika sebaliknya. (Hawi lil kaum muslimin. Dalil mereka yang disandarkan pada ayat 84 dari
Fatawi, halaman 282). Dari dua komentar di atas jelas bahwa surat at-Taubah, dimana Allah swt berfirman: “Dan janganlah kamu
merayakan maulid Nabi itu boleh selama tidak ada kemungkaran sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang mati di antara
di dalamnya. mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo’akan) di kuburnya”.
Kaum pengikut Wahabi menganggap bahwa ayat itu
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami mengutib atsar sahabat khulafaur membuktikan akanpelarangan ziarah kubur secara mutlak.
rasyidin akan kemuliaan dan pahala yang besar bagi yang Padahal, mayoritas ulama Ahlusunah yang menafsirkan ayat
mengadakan dan membantu pelaksanaan maulid Nabi Muhammad tadi dengan tegas menyatakan bahwa ayat itu berkaitan dengan
SAW. Wallahu a’lam kuburan kaum munafik, bukan kaum muslim, apalagi kaum
mukmin. Jadi ayat tersebut tidak berlaku jika penghuni kubur itu
adalah seorang muslim dan mukmin sejati, apalagi jika penghuni
kubur tadi tergolong kekasih (Wali) Allah swt..
Wahabi Menuduh 54 Santri Menjawab Wahabi Menuduh 55 Santri Menjawab