Page 267 - modul tekstil mala
P. 267
Kondisi pengeringan berpengaruh terhadap hasil fiksasi zat
warna, namun standar pengeringan yang baik akan
memberikan efek hasil pewarnaan yang baik pula. Pengeringan
yang berlebihan akan menyebabkan retak dan pecahnya lapisan
pasta cap sehingga fiksasi tidak sempurna dan terjadi penodaan
warna. Demikian pula pengeringan yang tidak merata akan
menyebabkan ketidakrataan warna hasil pencapan.
7. Fiksasi Zat Warna
Fiksasi pada kain yang telah dicap bertujuan agar lapisan zat
warna dalam pasta cap masuk dan berikatan dengan serat
membentuk ikatan seperti ikatan hydrogen, gaya van der wals,
ikatan elektrovalen, dan ikatan kovalen sehingga hasil cap
memiliki ketahanan luntur warna. Fiksasi dapat dilakukan
dengan beberapa metoda fiksasi, seperti metoda perangin–
angin, metoda pengukusan (Steaming), udara panas
(Thermofiksasi), dan pengerjaan dalam larutan kimia (Wet
Development ). Pemilihan metoda fiksasi bergantung pada
jenis zat warna, pengental, dan peralatan yang tersedia.
8. Metoda Perangin-anginan (Air Hanging)
Proses fiksasi metoda ini biasanya dilakukan untuk proses
pencapan dengan skala kecil, kain digantung di udara selama
12 jam. Fiksasi metoda ini sesuai untuk zat warna reaktif
tepapi hasilnya kurang maksimal dibandingkan metoda lain.
9. Proses Penguapan (Steaming)
Dalam proses penguapan, uap terkondensasi pada
permukaan lapisan pasta cap, kondensat membantu pelarutan
zat warna untuk masuk kedalam serat (difusi), agar tidak
terjadi blobor (bleeding) atau migrasi zat warna keluar dari
motif, pada proses fiksasi kondisi penguapan perlu dikontrol
sesuai dengan sifat absorbensi.
257 Teknologi Pencapan