Page 8 - panduan manajemen persediaan.fix_Spread
P. 8
Dari perspektif persediaan, hal ini dapat diasumsikan bahwa 20% dari jumlah
persediaan mencakup 80% dari biaya keseluruhan persediaan. Jadi, suatu bisnis dapat
mengontrol 80% dari biaya persediaan dengan mengontrol 20% dari persediaan tersebut.
Namun, itu harus terdiri dari 20% persediaan yang wajar diperhitungkan.
20% dari barang paling berharga diberikan kategori "A" (barang yang seharusnya mewakili
80% dari biaya keseluruhan persediaan).
Barang yang murah dan memiliki permintaan yang rendah, dikategorikan sebagai barang
"C".
Barang yang terletak di antara barang kategori A dan kategori C dikategorikan sebagai
barang "B".
Peratusannya mungkin berbeda tetapi pada umumnya barang kategori B mewakili 30%
dari total persediaan dan 15% dari biaya persediaan. Barang C mewakili 50% dari total
persediaan dan cuma 5% dari biaya persediaan.
Pemberian kategori persediaan ke A, B dan C akan memudahkan manajemen sumber (waktu,
tenaga dan uang) untuk barang tersebut. Ini berarti bahwa bisnis tersebut seharusnya
mengontrol barang A dengan lebih detail dibandingkan barang B dan C.
Salah satu lagi cara yang berkaitan dengan cara ABC adalah dengan menggunakan Perhitungan
Siklus.
Perhitungan Siklus dilakukan dengan membuat pengaturan fisik setiap barang di suatu
kategori pada waktu yang telah ditetapkan. Ini akan memudahkan bisnis mengetahui jumlah
barang yang nyata dibandingkan catatan catatan persediaan. Itu juga lebih efisien
dibandingkan perkiraan persediaan yang cuma dilakukan setahun sekali.