Page 67 - XTE_Ketengban_Upu_Peteremna_Buku_6
P. 67
Pelajaran 1. Pisang Tarkai
Beni berkata, "Saya ingin pisang tarkai." Ketika ia
telah berkata demikian, temannya berkata, "saya mempunyai
sebuah pohon tarkai. Karena pisang itu sudah besar dan
masak, mari mengambilnya." Beni juga berkata, "Karena ayah
saya cacat, kita hanya akan pergi ke tempat yang dekat. Ia
tidak dapat pergi ke tempat-tempat yang jauh." Setelah ia
berkata demikian, temannya berkata, "Tempat pisang saya
tumbuh, dekat saja. Oleh karena itu, kita semua akan
mengambilnya bersama-sama."
Pelajaran 2. Ayah Beni
Teman Beni berbicara. "Pisang Tarkai saya sudah besar
dan masak, sebab itu mari pergi mengambilnya," katanya.
Setelah ia berkata demikian, Beni berkata. "Apakah tempat
di mana kamu pergi itu dekat atau jauh? Saya sedang
berpikir bahwa ayah saya dan saya dapat pergi, sebab itu
saya bertanya kepadamu. Ayah saya cacat. Karena ia seorang
cacat, bila itu dekat, kami berdua akan pergi bersama-sama.
Kita berdua (kamu dan saya) dapat berjalan jauh, tetapi ayah
saya, seorang cacat," katanya. Segera setelah ia berkata
demikian, temannya berkata. "Orang cacat dapat pergi. Kita
tidak berjalan jauh. Tempat pisang saya tumbuh, dekat,"
katanya.
Pelajaran 3. Kus-kus Belep
Mika berkata kepada temannya Anderea. "Kakak laki-laki
saya dan saya melihat seekor kus-kus belep," katanya.
Ketika ia berkata demikian, Anderea berkata, "Teman,
dapatkah kita memburunya?" Mika berkata, "Itu tepat.
Kus-kus belep itu merugikan saya. Ia mencuri buah merah
saya." Karena itu Anderea berkata, "Astaga, kita akan
membunuhnya karena ia telah mencuri buah merahmu."