Page 70 - XTE_Ketengban_Upu_Peteremna_Buku_6
P. 70
dan menyelesaikannya," katanya. Ketika ia berkata demikian,
para wanita berpikir, "Oh, kita akan mengerjakannya
sekarang," dan sebab itu mereka mengambil tanah liat untuk
tungku dan menaruhnya di dalam rumah itu. Simon, orang yang
mendirikan rumah itu sendiri, menekan tanah liat itu ke
bawah dan melicinkannya dengan tangannya.
Pelajaran 8. Membayar Mas Kawin
Ya, keluarga pihak lelaki yang akan menikah, memberi
mas kawin. Barang-barang yang mereka berikan ialah kapak
batu, noken, tulang kasuari, uyar, semua barang ini mereka
kumpulkan bersama-sama. Bila mereka telah mengumpulkan
barang-barang ini, mereka datang dan memberi mas kawin
kepada marga ayah dan ibu calon istri ini.
Nah, karena paman-paman dan kakek-kakek pihak pria ini
dan semua orang dari daerahnya datang ke rumah keluarga
gadis ini, mereka berkata, "Baik, pada hari khusus ini kami
akan datang." Kemudian orang-orang ini datang dan tid~ di
rumah mereka dan bila fajar telah menyingsing, mereka
memberikan mas kawin itu. Mereka berkata, "Kami datang hari
ini untuk memberikan kapak batu, uyar, setek
tumbuh-tumbuhan, koteka yakne dan yukul, dan semua
benda-benda lain. Jangan berpikir kami akan datang pada
waktu yang lain. Kami datang saat ini saja." Ketika mereka
telah berkata demikian, mereka datang dan memberikan
benda-benda itu.
Pelajaran 9. Ubi Kayu Suru
Tentang ubi kayu~, pada zaman nenek moyang kami dan
nenek moyang mereka hidup, mereka belum pernah melihatnya.
Mereka belum pernah melihatnya, sehingga pada waktu
pemerintah dan orang asing datang, mereka membawa ubi kayu
suru pertama kali melalui daerah Sidana. Ketika mereka
telah membawanya, itu tumbuh dekat tempat ada orang. Mereka
menanam ubi kayu suru dan kami, keturunan mereka, tidak