Page 132 - S Pelabuhan 15.indd
P. 132
Pada saat ini hampir 60% wilayah Jambi tertutup oleh hutan hujan tropis yang
membentang mulai dari hutan bakau dan nipah di daerah dataran rendah (Taman
Nasional Berbak) sampai hutan pegunungan (Taman Nasional Kerinci-Seblat) di
ketinggian 500-1.600 meter. Di antara lebatnya hutan di daerah pegunungan terdapat
mataair dari sungai-sungai yang mengalir di wilayah Provinsi Jambi. Sungai yang
terpanjang dan dapat dilayari hingga ke kota Jambi dan bermuara di Selat Karimata
(Selat Berhala) adalah Batanghari. Sungai-sungai lainnya ialah Batang Tebo, Batang
Tembesi, Batang Merangin, dan Batang Bungo.
Batanghari dengan kota Jambinya telah memiliki sejarah hunian manusia sudah
panjang. Beberapa tinggalan budaya masa lampau di kota Jambi ditemukan di beberapa
tempat, mulai dari masa prasejarah, sejarah pengaruh budaya India, kesultanan Jambi,
dan kolonial Belanda. Adanya tinggalan budaya tersebut mengindikasikan bahwa
Jambi telah mempunyai hubungan dengan dunia luar. Hubungan tersebut biasa
dimulai dari hubungan dagang, kemudian menjadi hubungan religi yang ditandai
dengan adanya arca dan bangunan suci.
Sebagai sebuah lokasi yang telah mengadakan hubungan dagang dengan dunia luar,
tentu masyarakat di Jambi memerlukan sebuah lokasi, tempat dimana kapal-kapal
niaga dapat berlabuh. Karena Jambi letaknya jauh dari laut, maka pelabuhan Jambi
harusnya terletak di tepi Batanghari. Ketika pengaruh budaya India mulai masuk
ke daerah Batanghari, diduga pelabuhan tempat kapal-kapal niaga bersandar ada di
suatu tempat di tepi Batanghari di kota Jambi. Mungkin di daerah sekitar Pasar Angso
Duo atau di sekitar Danau Sipin.
Di daerah sekitar Pasar Angso Duo ada sebatang sungai kecil (yang mungkin dulunya
cukup besar) yang bermuara di Batanghari. Di tepian sungai ini di kolong jerambah
ditemukan sebuah lapik padma yang ukurannya cukup besar. Adanya lapik padma
disini mungkin saja dulunya ada sebuah bangunan suci yang tidak terlalu besar.
Dan bangunan suci ini ditempatkan di dekat sebuah pelabuhan. Di sekeliling muara
sungai kecil ini permukaan tanahnya tinggi hingga ke arah Masjid Agung Jambi, dan
ke arah runtuhan kompleks candi Solok Sipin (abad ke-11 Masehi). Di daerah sekitar
Lebak Bandung terdapat situs pemakaman manusia prasejarah.
Jambi mulai berkenalan dengan orang-orang Belanda ketika Kerajaan Jambi
diperintah oleh Sultan Abdul Kahar. Serombongan saudagar VOC yang dipimpin
120