Page 188 - S Pelabuhan 15.indd
P. 188
tahun 1513 ikut dalam rombongan empat kapal
dagang Portugis yang dipimpin oleh de Alvim.
Rombongan itu dating dari Melaka khusus dating ke
Jawa untuk membeli lada. Dalam laporannya Tomè
Pires menggambarkan: “Pelabuhan Bantam banyak
berdatangan perahu junk. Di tepi sungai ada kota
besar … kota ini mengadakan hubungan dagang
dengan saudagar-saudagar dari Maladewa dan pantai
barat Sumatera. Dapat dikatakan bahwa pelabuhan
ini paling ramai. Disitu banyak beras, bahan makanan
dan lada (Slametmulyana 1980, 41)
Sejak abad ke-16 Banten di pesisir utara Jawa bagian
barat telah tumbuh menjadi bandar internasional
yang ramai dikunjunki saudagar dari berbagai bangsa,
seperti dari Jepang, Cina, India, Arab, Turki, Belanda,
Inggris, Spanyol, dan Portugis. Untuk memperlancar
keluar masuknya barang yang diangkut oleh kapal-
kapal niaga, pemerintah kesultanan membangun
sarana dan prasarana pendukung seperti dermaga,
gudang, pasar, dan penginapan untuk para saudagar.
Disamping itu, Banten sendiri juga menyiapkan
kapal-kapal niaga yang dapat mengangkut komoditi
perdagangan ke luar wilayah.
Peta Situasi Banten Lama yang
dibuat oleh Serrurier tahun 1902
Secara fi sik, kebesaran pelayaran Kesultanan Banten tercermin pada pelabuhan yang
dibangunnya dan kapal-kapal niaga maupun armada perangnya. Sebuah gambar
kuno yang melukiskan keadaan kota Banten dengan kanal-kanal yang mengalir ke
Teluk Banten dan pintu masuk utama ke pusat kota yang berupa Sungai Cibanten.
Pemerintah kesultanan juga membangun galangan tempat memperbaiki kapal yang
rusak, tembok penahan gelombang, tempat menambatkan kapal, dan kapal-kapal
kecil untuk mengangkut barang dari kapal besar ke pusat kota melalui Cibanten.
Keletakan kota Banten dan pelabuhannya di tengah sebuah teluk yang dalam dan
terlindung dari ombak besar.
176