Page 321 - S Pelabuhan 15.indd
P. 321
ATLAS PELABUHAN-PELABUHAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Ilustrasi Perahu Hongi
Kedatangan kapal-kapal dagang Portugis ke Ambon untuk mencari rempah-rempah
diterima dengan akrab oleh penduduk setempat. Oleh penguasa Hitu mereka diberikan
kantor dagang di desa Tawiri dan Hatiwi di pantai selatan Leihitu. Pangkalan ini
dijadikan pelabuhan bagi armada menuju Ternate untuk membeli rempah-rempah.
Portugis menghadapi persaingan ketat dari pedagang Jawa, India dan Cina dalam
perdagangan rempah-rempah di Maluku Utara.
Upaya Portugis membangun benteng kayu di Leihitu pada tahun 1545 kemudian
menimbulkan kemarahan rakyat Hitu sehingga terjadilah pertempuran antara orang
Hitu yang dibantu armada dari Jepara melawan orang Portugis. Setelah bersusah payah
menghdapi ancaman serangan rakyat Hitu akhirnya Portugis berhasil membangun
bentengnya di Alifuru pada tahun 1570. Akibat pembunuhan Sultan Hairun, Portugis
kemudian memindahkan bentengnya dari Leihitu ke desa Laha, Ambon di Leitimor.
Pelabuhan Hitu mulai merosot dalam perdagangan ketika armada VOC yang
dipimpin oleh Admiral Steven van der Haghen, merebut benteng Portugis “Nossa
Senhora de Anunciada” pada tahun 1605. Benteng ini terletak di desa Laha jazirah
Leitimor. Benteng Laha inilah yang kemudian terkenal dengan pelabuhan Ambon, di
Wilayah inilah VOC membangun benteng Victoria yang menjadi pusat administrasi
di wilayah Maluku. Pelabuhan Ambon yang terbentuk di dekat benteng tersebut sejak
pertengahan abad ke-17 menjadi pelabuhan yang menyalurkan produksi rempah-
rempah dan hasil laut dari pulau Haruku, Saparua, Nusa Laut dan Seram Barat.
Sejak saat itu pelabuhan Ambon menjadi pangkalan dagang dan militer VOC di
309
Nusantara sebelum orang-orang Belanda menaklukkan Jayakarta dan mendirikan