Page 323 - S Pelabuhan 15.indd
P. 323
ATLAS PELABUHAN-PELABUHAN BERSEJARAH DI INDONESIA
pusat pemerintahannya di kota Batavia di daerah Sunda Kelapa tahun 1619. Bahkan
VOC mulai memaksakan monopoli perdagangan cengkehnya daerah Leihitu terus
dilakukan oleh VOC dengan susah payah sampai tahun 1646 ketika benteng orang
Hitu di Kapahaha dan Wawani ditaklukan oleh pasukan VOC.
VOC terus mengawasi monopoli perdagangan dan produksi cengkeh di Pulau Ambon,
Saparua, Haruku, dan Nusa Laut. Sementara itu di daerah Seram dan pulau lainnya
berlaku penanaman cengkeh dengan cengkeh menyelenggarakan ‘Hongietochten’
berupa armada perahu negeri-negeri setempat yang diperkuat armada VOC untuk
menebas dan membakar perkebunan cengkeh illegal. Keberhasilan sistem ini
menjadikan VOC sebagai satu-satunya eksportir cengkeh untuk pasar dunia. Pada
tahun 1647 sejumlah 430 ton. Produksi cengkeh tahun 1693 ini berasal dari tanaman
cengkeh sebanyak 60.763 pohon dan Leitimor sebanyak 47.437 pohon, di Haruku
dibanam 35.294 pohon, Saparua 48.493 pohon dan di Busa Laut 166.363 pohon.
Pelabuhan Ambon pada tahun 1667 dikitari atas beberapa bagian atau kampung.
Di daerah Urimeseng dan Batugajah berdiam para pemimpin dan pegawai VOC.
Sementara itu para pimpinan dan pegawai VOC. Sementara itu para pedagang dari
Cina bertempat tinggal di wilayah pantai sebelah selatan Benteng Victoria. Banyak
dari kaum Cina ini yang memeluk agama Islam dan menjadi orang-orang yang kaya
karena aktivitas perdagangannya. Di sekitar pemukiman Cina juga tinggal para
pedagang Bugis dan Makasar. Para pedagang Bugis dan Makasar menjadi pedagang
yang mengunjungi banyak pelabuhan di Maluku untuk menjual dan membeli barang-
barang dagangan seperti rempah-rempah, teripang untuk dibawa ke Makasar atau ke
Jawa. Sampai tahun 1826 hanya ada dua keluarga Arab yang tinggal dan menjadi
pedagang di Ambon.
Kepulauan Banda yang terletak di sebelah selatan Pulau Ambon juga merupakan
pelabuhan yang sangat terkenal dikalangan para pedagang asing. Kepulauan Banda
banyak menghasilkan biji pala dan bunga pala, komoditas ini menjadi mata dagangan
yang paling banyak dicari oleh pedagang asing selain cengkeh. Jauh sebelum kedatangan
pedagang Eropa, Kepulauan Banda sudah sangat terkenal oleh pedagang Cina, India,
dan Arab. Komoditas pala ini sampai ke Eropa melalui rute bertahap melalui Laut
Tengah, kemudian dibawa ke Eropa Selatan, Barat dan Utara. Bangsa Eropa yg
pertama kali datang ke kepulauan banda adalah bangsa Portugis, yaitu pada awal abad
ke-16. Menurut laporan Tome Pires (1515) seorang penjelajah portugis melaporkan 311