Page 4 - 4245: Sejarah Gua Jepang
P. 4
Pak Karto, tetua desa yang setia, merasakan ada sesuatu yang
Pak Karto, tetua desa yang setia, merasakan ada sesuatu yang
berbeda hari itu. Sejak pagi, ada kegelisahan yang
berbeda hari itu. Sejak pagi, ada kegelisahan yang
menggantung di udara. Burung-burung di pepohonan tampak
menggantung di udara. Burung-burung di pepohonan tampak
lebih resah dari biasanya, dan desas-desus tentang kedatangan
lebih resah dari biasanya, dan desas-desus tentang kedatangan
tentara Jepang mulai terdengar di antara para pekerja. Ketika
tentara Jepang mulai terdengar di antara para pekerja. Ketika
matahari mulai tergelincir di ufuk barat, Hasan sahabat karib
matahari mulai tergelincir di ufuk barat, Hasan sahabat karib
Darwis datang terburu-buru ke pusat desa, membawa berita
Darwis datang terburu-buru ke pusat desa, membawa berita
yang akan mengubah nasib perkebunan ini.
yang akan mengubah nasib perkebunan ini.
“Pak Karto, mereka sudah dekat, Jepang sudah masuk kota,”
“Pak Karto, mereka sudah dekat, Jepang sudah masuk kota,”
kata hasan dengan napas terengah-engah.
kata hasan dengan napas terengah-engah.
Pak Karto hanya bisa mengangguk. Dia tahu bahwa masa
Pak Karto hanya bisa mengangguk. Dia tahu bahwa masa
depan perkebunan ini, juga nasib para penduduknya, kini
depan perkebunan ini, juga nasib para penduduknya, kini
berada di tangan takdir yang tidak bisa dia kendalikan.
berada di tangan takdir yang tidak bisa dia kendalikan.
Pekerjaan hari itu dihentikan lebih awal, dan para pekerja
Pekerjaan hari itu dihentikan lebih awal, dan para pekerja
berkumpul di rumah-rumah mereka, dengan kecemasan yang
berkumpul di rumah-rumah mereka, dengan kecemasan yang
tak bisa disembunyikan.
tak bisa disembunyikan.
Suasana pagi tahun 1943, langit yang kemarin dipenuhi warna
Suasana pagi tahun 1943, langit yang kemarin dipenuhi warna
merah jingga kini tampak kelabu, seolah turut merasakan
merah jingga kini tampak kelabu, seolah turut merasakan
ketegangan yang semakin pekat di desa Pandansari . Di udara
ketegangan yang semakin pekat di desa Pandansari . Di udara
yang dingin, Darwis terbangun dengan perasaan cemas yang
yang dingin, Darwis terbangun dengan perasaan cemas yang
semakin
luar
rumahnya
dari
menguat.
Suara-suara
semakin menguat. Suara-suara dari luar rumahnya
mengisyaratkan ada sesuatu yang tidak biasa. Ia segera
mengisyaratkan ada sesuatu yang tidak biasa. Ia segera
keluar, bergabung dengan para tetua dan penduduk lain yang
keluar, bergabung dengan para tetua dan penduduk lain yang
berkumpul di pusat desa.
berkumpul di pusat desa.
Di kejauhan, terlihat barisan
Di kejauhan, terlihat barisan
tentara Jepang bergerak
tentara Jepang bergerak
mendekat dengan langkah yang
mendekat dengan langkah yang
tegas. Pakaian mereka yang
tegas. Pakaian mereka yang
seragam dan raut wajah yang
seragam dan raut wajah yang
kaku. Desas-desus tentang kebun
kaku. Desas-desus tentang kebun
teh milik penduduk setempat yang
teh milik penduduk setempat yang
akan direbut oleh Jepang sudah
akan direbut oleh Jepang sudah
terdengar sejak kemarin malam,
terdengar sejak kemarin malam,
dan kini ketakutan itu tampaknya
dan kini ketakutan itu tampaknya
akan menjadi kenyataan.
akan menjadi kenyataan.
Halaman 03