Page 8 - 4245: Sejarah Gua Jepang
P. 8

“Hasan,  tolong,”  Darwis  memohon,  mencoba  mendekati
             “Hasan,  tolong,”  Darwis  memohon,  mencoba  mendekati
             sepupunya.  “Ini  bukan  cara  yang  bijak.  Kita  bisa  mencari
             sepupunya.  “Ini  bukan  cara  yang  bijak.  Kita  bisa  mencari
             cara lain untuk melawan tanpa mengorbankan nyawa kita.”
             cara lain untuk melawan tanpa mengorbankan nyawa kita.”

             Hasan menatap Darwis, matanya berkilat marah dan kecewa.
             Hasan menatap Darwis, matanya berkilat marah dan kecewa.
             “Jika  kita  tidak  melawan  sekarang,  kapan  lagi?  Apa  kita
             “Jika  kita  tidak  melawan  sekarang,  kapan  lagi?  Apa  kita
             akan terus hidup dalam ketakutan?”
             akan terus hidup dalam ketakutan?”


             Namun, sebelum Darwis bisa
             Namun, sebelum Darwis bisa
             menjawab, suara tembakan
             menjawab, suara tembakan
              erdengar. Salah satu tentara
             t terdengar. Salah satu tentara
              epang menembakkan
             J Jepang menembakkan
             senjatanya ke udara sebagai
             senjatanya ke udara sebagai
             peringatan. Suara itu
             peringatan. Suara itu
                enggema di seluruh desa,
             m menggema di seluruh desa,
             membuat penduduk yang
             membuat penduduk yang
             menyaksikan dari kejauhan
             menyaksikan dari kejauhan
             menjerit ketakutan.
             menjerit ketakutan.

             Hasan  dan  kelompoknya  tetap  berdiri,  meski  wajah  mereka
             Hasan  dan  kelompoknya  tetap  berdiri,  meski  wajah  mereka
             kini  pucat.  Mereka  tahu  bahwa  mereka  tidak  bisa  menang
             kini  pucat.  Mereka  tahu  bahwa  mereka  tidak  bisa  menang
             melawan  senjata  api  dengan  alat  pertanian.  Perlahan,  satu
             melawan  senjata  api  dengan  alat  pertanian.  Perlahan,  satu
             per  satu,  mereka  mulai  mundur,  menyadari  bahwa
             per  satu,  mereka  mulai  mundur,  menyadari  bahwa
             perjuangan mereka harus dilanjutkan dengan cara lain.
             perjuangan mereka harus dilanjutkan dengan cara lain.

             Kapten  Rimoto  menyuruh  tentara  tadi  menurunkan
             Kapten  Rimoto  menyuruh  tentara  tadi  menurunkan
             senjatanya  dan  menatap  Hasan  dengan  pandangan  dingin.
             senjatanya  dan  menatap  Hasan  dengan  pandangan  dingin.
             “Kalian  sudah  diberi  peringatan.  Lain  kali,  kami  tidak  akan
             “Kalian  sudah  diberi  peringatan.  Lain  kali,  kami  tidak  akan
             sebaik ini.”
             sebaik ini.”

             Darwis  merasa  hatinya  hancur  melihat  Hasan  yang  patah
             Darwis  merasa  hatinya  hancur  melihat  Hasan  yang  patah
             semangat. Namun, ia juga merasa lega bahwa tidak ada yang
             semangat. Namun, ia juga merasa lega bahwa tidak ada yang
             terluka  parah  hari  itu.  Ia  tahu  bahwa  perjuangan  mereka
             terluka  parah  hari  itu.  Ia  tahu  bahwa  perjuangan  mereka
             belum selesai, tetapi untuk saat ini, mereka harus tetap hidup
             belum selesai, tetapi untuk saat ini, mereka harus tetap hidup
             dan bertahan.
             dan bertahan.







                                                  Halaman  07
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13