Page 7 - 4245: Sejarah Gua Jepang
P. 7

Esok harinya, saat matahari
             Esok harinya, saat matahari
             baru saja terbit, Hasan dan
             baru saja terbit, Hasan dan
               elompoknya memutuskan
             k kelompoknya memutuskan
               ntuk melakukan aksi protes.
             u untuk melakukan aksi protes.
                ereka berkumpul di depan
             M Mereka berkumpul di depan
             kebun teh, membawa alat
             kebun teh, membawa alat
             p pertanian sebagai simbol
               ertanian sebagai simbol
             perjuangan mereka. Hasan
             perjuangan mereka. Hasan
             berdiri di depan, matanya
             berdiri di depan, matanya
             bersinar dengan semangat
             bersinar dengan semangat
             yang tak bisa dipadamkan.
             yang tak bisa dipadamkan.

             Kapten Rimoto yang mendengar
             Kapten Rimoto yang mendengar
             tentang keributan itu segera
             tentang keributan itu segera
             d datang bersama beberapa tentara.
               atang bersama beberapa tentara.
             Wajahnya  menunjukkan  ketidaksabaran  dan  kemarahan.
             Wajahnya  menunjukkan  ketidaksabaran  dan  kemarahan.
             “Apa  yang  kalian  lakukan?”  serunya  keras.  “Kalian  tahu  ini
             “Apa  yang  kalian  lakukan?”  serunya  keras.  “Kalian  tahu  ini
             bisa berakibat fatal!”
             bisa berakibat fatal!”

             Hasan tidak mundur. “Kami menolak menyerahkan kebun teh
             Hasan tidak mundur. “Kami menolak menyerahkan kebun teh
             ini tanpa perlawanan,” katanya tegas. “Ini adalah tanah kami,
             ini tanpa perlawanan,” katanya tegas. “Ini adalah tanah kami,
             hak kami untuk hidup.”
             hak kami untuk hidup.”


             Kapten  Rimoto  menyipitkan  mata,  menilai  keberanian
             Kapten  Rimoto  menyipitkan  mata,  menilai  keberanian  di di
             depan  matanya.  “Kalian  bodoh  jika  berpikir  bisa  melawan
             depan  matanya.  “Kalian  bodoh  jika  berpikir  bisa  melawan
             kami,”  katanya  dingin.  “Aku  akan  memberi  kalian  satu
             kami,”  katanya  dingin.  “Aku  akan  memberi  kalian  satu
             kesempatan untuk mundur sebelum kami mengambil tindakan
             kesempatan untuk mundur sebelum kami mengambil tindakan
             keras.”
             keras.”

             Namun,  Hasan  tidak  bergeming.  “Kami  tidak  takut  pada
             Namun,  Hasan  tidak  bergeming.  “Kami  tidak  takut  pada
             ancamanmu. Kami hanya ingin keadilan.”
             ancamanmu. Kami hanya ingin keadilan.”

             Situasi  semakin  tegang  ketika  tentara  Jepang  mengangkat
             Situasi  semakin  tegang  ketika  tentara  Jepang  mengangkat
             senjata mereka, bersiap untuk menindak tegas. Darwis, yang
             senjata mereka, bersiap untuk menindak tegas. Darwis, yang
             melihat situasi ini, merasakan ketakutan yang mendalam. Ia Ia
             melihat situasi ini, merasakan ketakutan yang mendalam.
             tahu bahwa satu tindakan salah bisa berujung pada bencana
             tahu bahwa satu tindakan salah bisa berujung pada bencana
             besar bagi desa.
             besar bagi desa.




                                                 Halaman  06
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12