Page 66 - E-Book Biologi Terintegrasi ESQ Materi Keanekaragaman Hayati
P. 66
ESQ - Pengaturan Diri (Self - Regulation)
K A M U T A U ? ?
KAMU TAU??
Dalam Islam, pelestarian keanekaragaman hayati baik secara in situ (di habitat alami)
maupun ex situ (di luar habitat alami) dianggap sebagai bentuk tanggung jawab terhadap
amanah yang diberikan Allah SWT kepada manusia sebagai khalifah di bumi. Pelestarian
in situ dan ex situ, seperti pengelolaan taman nasional dan kebun raya, mencerminkan
komitmen untuk menjaga keberagaman flora dan fauna sesuai dengan ajaran Islam
untuk merawat dan melindungi makhluk hidup. Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Indah dan mencintai keindahan" (HR. Muslim).
Dengan menjaga dan melestarikan habitat alami serta melindungi spesies di luar
habitatnya, kita tidak hanya melindungi keindahan ciptaan Allah tetapi juga memastikan
keberlangsungan hidup makhluk hidup yang menjadi bagian dari ekosistem yang lebih
besar.
Setelah menyelesaikan membaca ibra diatas tentu ananda telah mengetahui pentingnya
menjaga kelestarian keanekaragaman hayati. Lantas, apakah usaha-usaha tersebut harus
kita lakukan seorang diri? Tentu tidak, karena semua manusia ikut bertanggung jawab bahkan
negara pun ikut bertanggung jawab.
Mari kita bahas bagaimana peranan pemerintah dalam menjaga kelestarian hayati di
Indonesia.
1. Perlindungan Alam Umum
Perlindungan alam umum merupakan
perlindungan terhadap flora dan fauna.
Perlindungan alam ketat adalah perlindungan
alam tanpa campurtangan manusia, kecuali
apabila dipandang perlu. Contohnya adalah
taman nasional Ujung Kulon (Gambar 34). Taman
Nasional Ujung Kulon terkenal sebagai habitat
satwa langka yang hampir punah, yaitu badak
jawa (Rhinoceros sondaicus) yang hanya bisa
ditemukan di sana. Selain badak jawa, masih
banyak makhluk hidup lainnya seperti rusa,
Gambar 34. Taman Nasional Ujung banteng dan berbagai jenis burung
Kulon, Banten (Siwabud, 2014)
E-Book Keanekaragaman Hayati
52