Page 47 - Buku Ajar Digital-Bahasa Indonesia Terapan
P. 47

Kamus  ini  juga  memuat  subentri  kitab  logat:  daftar  kata-kata  dengan

               pelafalannya.  Adapun  aksen  dimaknai  sebagai  (1)  tekanan  atas  bunyi  yg

               diberikan pd suku kata; (2) ucapan atau lafal yg khas seseorang; (3) penekanan
               atau  pementingan.  Beraksen  berarti  ‘memperdengarkan  aksen  atau  logat

               tertentu’.


               Kitab  Logat  Melajoe  (Landsdrukkerij,  1901)  susunan  Charles  Adrian  van

               Ophuijsen tidak memuat lema dialek dan aksen, tetapi hanya mencatat lema
               logat.  Kamoes  Indonesia  cetakan  ketujuh  (Gunseikanbu  Kanri  Insatu  Kodjo,

               1942), yang dikembangkan oleh E. Soetan Harahap dari Kitab Logat Melajoe,

               merekam  logat  dengan  definisi  ‘kata-kata  jang  ada  sesoeatoe  pengertiannja’;
               kitab logat, kitab perhimpoenan atau daftar kata-kata’; pada logatnja, menoeroet

               artinja, boekan kiasan atau arti ‘ibarat; ahloe’llogat, ahli dalam bahasa; ‘ilmoe

               logat, ‘ilmoe bahasa.


               Tidak ada yang salah dari pengertian logat sebagai ‘bahasa’ karena logat yang

               diserap  dari  bahasa  Arab,  lughah,  memang  bermakna  ‘bahasa’.  Dulu  logat
               bahkan didefinisikan sebagai ‘kitab daftar kata-kata’, seperti yang dipakai oleh

               Raja  Ali  Haji  dalam  menjuduli  karyanya,  Kitab  Pengetahuan  Bahasa,  yaitu
               Kamus Logat Melayu Johor, Pahang, Riau, Lingga (Departemen Pendidikan dan

               Kebudayaan,  1986).  Kitab  ini  terbit  kali  pertama  pada  1927  di  di  Singapura

               dalam aksara Arab-Melayu.



               c. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi


               Ragam bahasa berdasarkan situasi ini berkaitan dengan penggunaan bahasa

               yang dipengaruhi oleh situasi. Situasi di sini dibagi menjadi dua, yaitu situasi
               formal dan situasi nonformal. Oleh karena itu, penutur bahasa Indonesia harus

               mampu  membedakan  pemilihan  kosakata  dan  cara  berbicara  sesuai  dengan
               situasinya. Ragam bahasa berdasarkan situasi ini, yaitu ragam bahasa formal

               dan ragam bahasa nonformal.



                                                             26
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52