Page 54 - Buku Ajar Digital-Bahasa Indonesia Terapan
P. 54
(tjitra : citra), huruf ‘ch’ yang dibaca ‘kh’ (chidmat : khidmat), huruf ‘dj’ yang
dibaca ‘j’ (djandji : janji).
Selain itu, ejaan Van Ophuijsen ini juga menggunakan banyak tanda diakritik
seperti koma ain, koma wasla, dan tanda trema misalnya pada kata so’al, ta’
pa’ dan sebagainya. Penggunaan tanda ini biasanya digunakan ketika
menyerap kata-kata dalam bahasa Arab menjadi bahasa Indonesia.
Contoh penggunaan ejaan van Ophujsen pada cuplikan teks.
“Makin banyak orang yang mempergunakan telegram karena tahu diharga
waktu, apalagi kaum saudagar. Meskipun tahu diharga waktu itu, tapi belum
tahu dijalannya? Pakailah kode (lihatlah karangan tentang ,,Kawat’’
dialamanak ini). Buat bahasa Belanda, Inggris dll. Bahasa Eropa sudah
banyak dikarang dan diterbitkan orang buku kode. Dalam bahasa
Melayuoun sudah ada pula satu dua. Yang terlebih lengkap dan mudah
memakainya yaitu Jawa-Kode keluaran Balai Pustaka. Harganya Cuma f
3.-, sedang ongkos yang dapat tuan hematkan nanti tiada terkira-kira.”
3.2 Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (1947 – 1956)
Ejaan pada masa ini disebut ejaan Soewandi karena yang meresmikan ejaan
ini sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen adalah Raden Soewandi, Menteri
Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan saat itu. Ejaan ini diresmikan pada
33