Page 119 - Microsoft Word - 1.COVER PENG. BHN2_ANNI10 DES2018.docx
P. 119
BAB V
PENGUJIAN KEPADATAN MEMBAL
(REFUSAL DENSITY)
Pendahuluan
Bab ini membahas tentang praktek pengujian Kepadatan Membal (Refusal
Density/PRD). Pengujian ini dilakukan setelah dilakukan pengujian Marshall, karena untuk
mengetahui prosentase rongga udara pembuatan campuran beton aspal, dan untuk
mengetahui spesifikasi dari aspal keras yang akan digunakan. Departemen Pekerjaan Umum
mengeluarkan Pedoman Teknik Perencanaan Campuran Beraspal Panas dengan Pedekatan
Kepadatan Mutlak yang merupakan usaha penyempurnaan dari metode Marshall
konvensional. Kepadatan mutlak ini dimaksudkan sebagai kepadatan tertinggi (maksimum)
yang dapat dicapai oleh campuran sehingga campuran tersebut tidak dapat menjadi padat
lagi. Studi yang dilakukan menunjukkan adanya kaitan yang erat antara deformasi plastis
dengan tingginya kadar aspal dan penurunan rongga udara dalam campuran (VIM) selama
masa pelayanan jalan. Rongga udara dalam campuran setelah dilalui lalu lintas dalam
beberapa tahun mencapai kurang dari 1% sehingga terjadi perubahan bentuk plastis. Untuk
mengatasi masalah tersebut dibuat pengujian tambahan yaitu pemadatan ultimit pada benda
uji dengan kadar aspal yang didapat dari nilai VIM pada pengujian Marshall konvensional,
sampai mencapai kepadatan mutlak (Refusal Density). Pencantuman batas maksimum VIM
sangat penting untuk mendapatkan keseimbangan antara VIM dan kadar aspal. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan alat pemadat getar listrik (BS 598 Part 104, 1989).
Derajat kepadatan mutlak (percentage Refusal Density, PRD) adalah rasio antara
kepadatan benda uji lapangan terhadap kepadatan refusal dalam satuan prosen. Dalam
implimentasinya nilai PRD dituangkan dalam nilai porositas (VIM) sesuai spesifikasi.
Perencanaan campuran beraspal dengan PRD dilakukan sebagai simulasi adanya pemadatan
lanjutan oleh lalu lintas. Dalam pembuatan benda uji PRD, kadar aspal yang digunakan
adalah kadar aspal yang memberikan nilai VIM Marshall 6% dengan 0,5% diatas dan
dibawah dari kadar aspal tersebut. Untuk menetukan kepadatan membal (refusal),
disarankan penumbuk bergetar (vibratory hammer) karena untuk menghindari pecahnya
103