Page 89 - Microsoft Word - 1.COVER PENG. BHN2_ANNI10 DES2018.docx
P. 89
Sheet) atau HRSS (Hot Rolled Sand Sheet). Pemilihan Kelas A atau B terutama tergantung
pada gradasi pasir yang digunakan.
b) Lataston (HRS)
Lataston terdiri dari dua macam campuran, Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) dan
Lataston Lapis Permukaan (HRS-Wearing Course) serta ukuran maksimum agregat masing-
masing campuran adalah 19 mm. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) mempunyai proporsi
fraksi agregat kasar lebih besar daripada Lataston Lapis Permukaan (HRS-Wearing Course).
Campuran ini ditujukan untuk jalan dengan lalu lintas rencana kurang dari 1 juta ESA.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka campuran harus dirancang sampai
memenuhi semua ketentuan yang diberikan dalam Spesifikasi. Dua kunci utama adalah :
(1) Gradasi yang benar-benar senjang. Agar diperoleh gradasi senjang, maka hampir
selalu dilakukan pencampuran pasir halus dengan agregat pecah mesin
(2) Rongga udara pada kepadatan membal (refusal density) harus memenuhi ketentuan
yang ditunjukkan dalam Spesifikasi ini.
Pada awal tahun delapan puluhan mulai diperkenalkan Lapis tipis aspal beton yang
mempunyai gradasi senjang (Grap graded). Perencanaan komposisi campuran Lataston ini
sama dengan perencanaan Hot Rol Asphalt (HRA) yang dikembangkan di Inggris dengan
menggunakan formula resep yang berdasarkan cara Marshall sehingga campuran Lataston
ini yang paling bersifat empiris. Campuran jenis ini mempunyai kelenturan yang tinggi.
Kebijaksanaan menggunakan Lataston ini sebagai pengganti Laston dilatarbelakangi
agar dapat mengatasi kerusakan dini akibat retak karena kelenturan yang tinggi, film aspal
yang tebal dan lebih toleran terhadap ketelitian pelaksanaan. Penggunaan Lataston memang
mampu mengatasi masalah retak pada jaringan jalan di Indonesia. Namun timbul masalah
baru pada sebagian besar jalan yang menggunakan Lataston mengalami kerusakan deformasi
plastis. Kegagalan tersebut diindikasikan karena kegagalan memenuhi persyaratan gradasi
(gap graded) dan persyaratan kadar aspal.
Menghadapi masalah seperti tersebut diatas timbul kecenderungan untuk membuat
spesifikasi campuran berdasarkan besaran mekanistik yang secara langsung berkaitan
dengan kinerja campuran seperti ‟retak lelah‟ dan ‟alur‟ akibat deformasi plastis.
Cara ini telah dikembangkan oleh Strategic Highway Research Program (SHRP) di
TM
Amerika dan program ini dikenal sebagai ”Superpave ” yang menghasilkan; spesifikasi
berbasis kinerja, metode pengujian dan metode perencanaan campuran dalam satu sistem.
75