Page 90 - Microsoft Word - 1.COVER PENG. BHN2_ANNI10 DES2018.docx
P. 90
PENGUJIAN BAHAN 2 (BETON ASPAL)
c) Laston (AC)
Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, Laston Lapis Aus (AC-WC), Laston
Lapis Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) dan ukuran maksimum agregat
masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran AC
yang menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Asbuton atau
Aspal Multigrade disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified, AC-BC Modified, dan
ACBase Modified. Laston ditujukan untuk jalan dengan lalu lintas rencana berkisar antara 1-
10 juta ESA, sedangkan Laston dimodifikasi (AC Modified) ditujukan untuk jalan dengan
lalu lintas rencana lebih besar 10 juta ESA. Campuran jenis ini mempunyai kekakuan yang
cukup tinggi.
Kinerja awal Lapis aspal beton cukup baik, namun generasi berikutnya menunjukkan
kinerja yang sangat rentan terhadap retak. Ketelitian pelaksanaan dan pelapukan (aging) film
aspal diperkirakan merupakan penyumbang yang paling utama terhadap kerusakan dini.
Untuk kontrol mutu, dilakukan pengujian Ekstraksi. Sampel diambil bisa dari AMP (Asphalt
Mixing Plant) atau dari lapangan. Dari pengujian tersebut dapat diketahui apakah gradasi
agregat serta persentase aspal dalam campuran sesuai dengan Job Mix Formula.
Karakteristik Beton Aspal
Tujuh karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh beton aspal seperti dikutip
dari buku Beton Aspal, Silvia Sukirman adalah stabilitas, keawetan atau durabilitas,
kelenturan atau fleksibilitas, ketahanan terhadap kelelahan (fatique resistance), kekesatan
permukaan atau ketahanan geser (skid resistance), kedap air, dan kemudahan pelaksanaan.
Stabilitas adalah kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa
terjadi perubahan bentuk tetap seperti gelombang, alur, dan bleeding. Kebutuhan akan
stabilitas sebanding dengan fungsi jalan, dan beban lalu lintas yang akan dilayani. Faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai stabilitas beton aspal adalah :
1. Gesekan internal, yang dapat berasal dari kekasaran permukaan dari butir-butir
agregat, luas bidang kontak antar butir atau bentuk butir, gradasi agregat, kepadatan
campuran, dan tebal film aspal. Stabilitas terbentuk dari kondisi gesekan internal yang
terjadi di antara butir-butir agregat, saling mengunci dan mengisinya butir-butir agregat, dan
masing-masing butir saling terikat akibat gesekan antar butir dan adanya aspal. Kepadatan
campuran menentukan pula tekanan kontak, dan nilai stabilitas campuran. Pemilihan agregat
76