Page 16 - Kumpulan Bimluh Medsos
P. 16
MENDAMBAKAN HAJI YANG MABRUR
https://www.facebook.com/dahyatun.hasanah/
(Rabu, 14 Juni 2023)
Assalamu'alaikum Wrwb, Sahabat semua.....
Haji sebagai rukun Islam kelima saat ini menjadi satu-satunya ibadah yang pelaksanaannya
harus antri. Kalau mendaftar tahun ini, jangan tanya tahun berapa berangkat? Karena so pasti
sahabat pasti akan terkejut bila saya harus cekkan estimasi keberangkatannya. "Ya Allah, lama
sekali.... Kalau sekarang umur 45 tahun berangkatnya sudah sangat lansia sekali,! Waduh,
jauhnyaaa...", atau ekspresi lainnya yang cukup menyesakkan bila harus diungkap. Jadi, saran
saya kalau mendaftar ya daftar saja, biarkan Allah yang mengatur keberangkatan itu. Fa idzaa
'azamta fa tawakkal 'alallaah.
Jumlah jamaah haji tahun ini terus meningkat. Satu sisi hal ini memberikan kegembiraan
tesendiri yang menunjukkan bertambahnya semangat keagamaan dalam diri umat Islam, di
samping menunjukkan adanya peningkatan taraf ekonomi umat. Bahkan ketika Covid-19
menimpa dunia termasuk Indonesia, keinginan umat untuk berhaji tidak menunjukkan adanya
tanda-tanda penurunan. Padahal pengaruh si Covid -19 memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap anjeloknya ekonomi masyarakat yang membutuhkan masa pemulihan yang cukup
panjang.
Dan anehnya, walaupun biaya haji Indonesia dinilai mengalami peningkatan yang tidak sedikit
bila dibandingkan tahun sebelumnya, ternyata tidak juga mengurangi semangat umat Islam
untuk berlomba melakukan pelunasan. Tentunya tidak terlepas dari nomor porsi dan kuota
yang disediakan pemerintah. Singkatnya, semangat mereka untuk berangkat tak terbendung,
MasyaAllah.....
Predikat haji mabrur memang sangatlah abstrak, sehingga setiap orang mungkin punya
penilaian tersendiri. Namun yang jelas, haji mabrur mempunyai tanda-tanda dan standarnya.
Sebagaimana para ulama mengutarakan bahwa salah satu tanda seseorang mendapat haji
"mabrur" adalah mereka yang berhasil mendedikasikan diri sebagai Agent of Change bagi
masyarakat sekitarnya, minimal untuk dirinya sendiri. Dengan kata lain, sepulang haji, ia jauh
lebih baik daripada sebelumnya. Sebelumnya jarang shalat berjamaah, sepulang haji ia rajin dan
merasa tidak nyaman bila shalat tanpa berjamaah. Kemarin kurang dermawan, sepulangnya
lebih dermawan dan peduli sesama. Sebelumnya masih suka pamer aurat, sepulang haji ia
sangat berhati-hati dengan aurat dan kehormatannya. Yang hobi mengghibah renyah,
sepulangnya selalu menjauhkan diri dari komunitas merumpi sedap. Sebelumnya setiap waktu
menyibukkan jari dengan gadget, sepulangnya jari-jarinya lebih sibuk pada hal-hal yang
mengingatkannya kepada Tuhannya. Dan segudang contoh lainnya.... Bagi orang yang berpikir,
saya yakin nurani kita semua tahu mana yang baik dan yang tidak baik menurut standar syariat.
Menjadi salah satu syarat mutlak tercapainya haji mabrur adalah harta yang digunakan untuk
haji adalah betul-betul dari hasil yang halal, bukan hasil yang dilarang dalam syariat Islam.
Na'udzubillah... Orang yang ingin mendapatkan haji mabrur, akan berusaha sekuat tenaga
mengumpulkan harta yang betul-betul halal dan bersih dari berbagai syubhat. Walaupun ia
harus menabung rupiah demi rupiah dalam jangka waktu yang lama. Namun yang pasti, ia akan
merasakan kepuasan yang teramat indah ketika berhasil menginjakkan kakinya di halaman
Masjidil Haram dengan mata menatap keagungan Ka'bah Musyarrafah dan mulut berucap
"Labbaik Allahumma Labbaik, labbaik la syarika laka labbaik....". Perasaannya akan selalu