Page 12 - Kumpulan Bimluh Medsos
P. 12
PUASA DAN PENDIDIKAN KELUARGA
https://www.facebook.com/dahyatun.hasanah/
(Rabu, 13 April 2022)
Bismillah,
Alhamdulillah wa-ssyukrulillah, di hari ke-11 puasa Ramadhan ini Allah masih memberikan kita
kesehatan dalam menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran. Kata orang, perjalanan puasa
mulai menaiki puncak dan rasa lemah mulai menyapa. Jadi, kesabaran harus dijaga ya, sahabat fillah....
Keluarga dalam Islam merupakan pondasi utama dalam membentuk komunitas masyarakat muslim.
Keluarga muslim adalah komunitas kecil yang selanjutnya berkembang ke arah pembentukan umat. Di
dalam Islam, keluarga menempati posisi dasar pembentukan insan yang sempurna. Karena di dalamnya
terdapat beberapa fungsi, antara lain adalah fungsi biologis, religius, edukatif, sosial, protektif, dan
ekonomi. Maka tugas orang tua sangat berat berkaitan dengan pencapaian fungsi tersebut.
Kesejahteraan di bidang ekonomi, tidak cukup untuk menjadikan putra putri kita tumbuh menjadi
manusia bertaqwa dan berkarakter mulia. Kenyataannya, banyak keluarga yang sukses di bidang
ekonomi namun ternyata gagal dalam membina kepribadian yang mulia. Padahal tugas orang tua adalah
menyelamatkan keluarga dari api neraka kelak di akhirat, sebagiamana Allah tegaskan dalam surat at-
Tahrim, ayat 6 :
ٰ
َّ
ٰٓ
َ
ا ً راَ ْىُكْيِهْهَاو ْىُكَسُفََْا ا ْٰٓ ىُق ا ْ ىُُ َ يا ٍَْيِذنا ا َ هُْيَاٰي
َ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Melalui pendidikan puasa Ramadhan, keluarga akan mampu menjadikan momen puasa sebagai sarana
untuk memaksimalkan pendidikan akhlak yang baik terhadap seluruh anggota keluarga, termasuk
pendidikan bagi anaka-anak. Pendidikan terbaik adalah melalui contoh yang diberikan secara langsung
kepada anak. Misalnya dengan puasa, anak akan belajar tentang kesabaran dalam menahan sebuah
keinginan. Walaupun makanan dan minuman tersedia, namun karena puasa semua itu ditahan.
Ketika datang waktu berbuka, waktu shalat, anak bisa dilatih tentang kedisiplinan waktu. Bila
kedisiplinan yang dimulai dari perilaku saat puasa dilakukan dari tahun ke tahun, ia akan menjadi bagian
dari perilaku anak untuk disiplin di bidang lain. Maka dengan mudah ia akan tumbuh menjadi orang yang
disiplin di mana pun ia berada. Di samping itu, anak dapat dibertahu bahwa pelaksanaan puasa mulai
fajar sampai magrib, adalah bentuk pendidikan kejujuran terhadap diri sendiri dan orang lain. Dilihat
orang atau tidak, ia tetap melaksanakan puasa hanya karena tunduk kepada perintah Allah semata.
Dengan demikian dalam diri anak akan terdidik rasa muraqabatullah, yaitu bahwa segala perbuatannya
selalu diawasi Allah dan tidak ada seorang pun yang mampu menutup-nutupi perbuatannya.
Rasa syukur dan kebersamaan serta empati terhadap nasib orang yang kurang beruntung, juga bisa
diajarkan dengan mudah ketika di bulan Ramadhan. Dengan memperbanyak infak, sedekah, atau acara
buka bersama, dan pembagian buka puasa kepada keluarga kurang mampu. Kegiatan semacam itu akan
menjadi pendidikan sosial yang berharga bagi anak-anak. Inilah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah
SAW ketika datang bulan Ramadhan, bahwa kedermawanan beliau di bulan Ramadhan melebihi angin
yang berhembus. Artinya, Rasulullah SAW sangat ringan dan cepat dalam dalam memberi, tanpa banyak
berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat.
Sekali lagi, bulan puasa menjadi kesempatan emas bagi keluarga untuk menanamkan berbagai nilai
kebaikan. Allah memberikan berbagai kemudahan bagi orang tua untuk melaksanakan fungsi edukasi
dalam proses pembentukan karakter anak dan keluarga. Baik dari segi akidah, ibadah dan muamalah.
Dalam hal ini, Lukman al-Hakim adalah model yang disebutkan di dalam Alquran dapat kita jadikan
sebagai rujukan dalam pola pendidikan anak. Dalam QS. Luqman ayat 12-19, Luqman al-Hakim
mewasiatkan kepada putranya :
• Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun ( ىيظع ىهظن كزشنا ٌا للهاب كزشتلا )
• Hendaklah bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua ( لي ذناىنو ينزكشا ٌا )