Page 7 - Kumpulan Bimluh Medsos
P. 7
PANDEMI BELUM BERAKHIR
https://www.facebook.com/dahyatun.hasanah/
(Selasa, 15 Februari 2022)
Bismillah,
Salam sehat untuk sahabat milenial semua...
Beberapa pekan terakhir ini tak sedikit kita mendengar atau saksikan sendiri saudara, tetangga atau
teman kita baik yang dekat atau di tempat yang jauh melalui wa bahkan status di FB-nya menceritakan
kondisi yang sedang dialami. Ada berbagai macam kalimat sebagai bentuk ungkapan 'tuk menceritakan
apa yang sedang mereka rasakan. Sehingga pada akhirnya lahir istilah "sakit berjamaah", karena gejala
yang mereka rasakan adalah sama yaitu tenggorokan terasa kering dan panas, batuk, pilek, deman,
pusing, lemah, dan persendian terasa sakit. Sesuai dengan berita terbaru tentang virus yang masih
berkaitan dengan Corona menyebutnya dengan varian Omicron, penyebarannya lebih cepat dari Corona
dan Delta namun efeknya tidak seberat kedua jenis virus sebelumnya.
Terlepas dari istilah virus tersebut apa pun namanya, semua tidak terlepas dari ketentuan Allah SWT
sebagai bentuk ujian dariNya untuk kita sikapi dengan penuh kesabaran ketika mendapat nikmat
musibah berupa rasa sakit dan sedih, penyeimbang rasa syukur ketika mendapat nikmat kesenangan
berupa kesehatan dan kebahagiaan lainnya. Rasa SABAR dan SYUKUR adalah dua sikap untuk
mengembalikan segalanya kepada Allah SWT.
Sakit, (kalau kata kakak saya yang sedang aktif ikuti kelas online tentang Magnet Rezeki, mengistilahkan
kata sakit dalam bahasa halusnya adalah "kurang sehat", sebagai bentuk doa dengan harapan Allah SWT
akan meringankan sakit yang dirasakan dan menggantinya dengan kesembuhan sebagai penyempurna
dari kurang sehat sebelumnya), kita yakini sebagai salah satu cara Allah SWT menegur kita untuk
kembali kepadaNya dengan memperbanyak istighfar mengharap ampunan dan ridha Allah. Dengan
sakit, Allah SWT memanggil kita untuk bermunajat dan bertawakkal kepadaNya.
Dalam kitab Nuruzh-Zholam (ولاظنا رىَ ) pada Syarah Aqiidataul Awam dikisahkan Nabi Musa 'alaihissalam
mengadu kepada Allah mengenai giginya yang sedang sakit. Ketika mendengar pengaduan Nabi Musa,
Allah 'azza wa Jalla memerintahkan beliau untuk mengobati sakitnya: "Ambillah daun itu (sesuai yang
ditunjuk oleh Allah) dan letakkanlah di gigimu".
Nabi Musa pun mengambil daun tersebut dan meletakkannya di giginya. Maka dengan seketika redalah
sakit giginya. Setelah beberapa waktu penyakit itu kembali, maka Nabi Musa mengambil daun tersebut
dan meletakkan di gigi beliau, namun sakit giginya semakin parah dari sebelumnya. Maka Nabi Musa
kembali mengadu kepada Allah : "Ya Tuhanku, bukankah Engkau telah memerintahkan dan
menunjukkan aku dengan daun tersebut untuk mengobati sakit gigiku?".
Lalu Allah SWT menjawab :" Ya Musa, Aku adalah Dzat yang menyembuhkan, Dzat yang
mensejahterakan, Dzat yang meletakkan bahaya, Dzat yang memberikan manfaat. Pada sakit yang awal
kamu datang kepadaKu maka Aku hilangkan penyakitmu, adapun sekarang kamu datang kepada daun
dan bukan kepada Aku".
Hikmah di balik kisah ini adalah Allah ingin mengajarkan kepada hambaNya setiap kali sakit langkah yang
pertama dituju adalah Allah SWT, meskipun kita sudah mengetahui obat dari penyakit tersebut. Sebab
yang memberi kesembuhan pada obat itu adalah Allah Yang Maha Kuasa, bukan obat itu sendiri.
Dengan kondisi masa pandemi ini, marilah kita jalankan ikhtiyar untuk tetap menjaga protokol
kesehatan serta selalu bertawakkal memohon pertolongan kepada Allah agar kita terhindar dan
terlindung dari penyakit yang mewabah saat ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala a'lam...
#penyuluhagamabergerak
#bimluhmedsos
#pandemibelumberakhir