Page 88 - Serenade Kompilasi Cerita Pendek Ito Lawputra
P. 88
Aku akan selalu ingat bagaimana dia kembali ke
pelukanku. Bisa jadi hanya aku yang menangis
histeris, sedangkan dia biasa saja. Tidak, menurutku
dia hanya bingung, mencoba memahami situasi yang
terjadi. Hanya aku yang bisa memaknai pelukan itu,
kali pertama melihat putraku yang terpisah tiga
puluh tahun lamanya.
Aku memerhatikan dirinya dari ujung rambut hingga
ujung kaki, memastikan kemiripan yang ada dengan
diriku, mungkin di hidungnya, ataukah sorot bola
matanya yang coklat dan hitam. Rambutnya yang
nyaris plontos, ah, tidak, itu karena ikut bapaknya!
Berulangkali aku mengucap syukur kepada Tuhan,
untuk sebuah pertemuan yang selalu kuimpikan
hampir setiap hari dalam hidupku. Sempat kupikir dia
bahkan tidak akan mengingat atau bahkan
mencariku, tapi kedua tangannya di punggungku,
lebih dari cukup kuartikan kerinduan dia padaku.