Page 63 - BUDIG RANCANGAN PEMBELAJARAN_Neat
P. 63
A. PENGERTIAN MODEL DESAIN SISTEM INSTRUKSIONAL BERORIENTASI
PENCAPAIAN KOMPETENSI (DSI-PK)
Model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) merupakan
gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai
proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapian
kompetensi. (Lukman & Dewi, 2021) Prosedur pengembangan DSI-PK terdiri dari 3 (tiga)
bagian penting, yakni:
a. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan yaitu proses penjaringan informasi tentang kompetensi yang
dibutuhkan anak didik sesuai dengan jenjang pendidikan. Dalam proses analisis
kebutuhan meliputi dua hal pokok yakni analisis kebutuhan akademis dan kebutuhan non
akademis. Kebutuhan akademis adalah kebutuhan sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
tergambarkan dalam setiap bidang studi atau mata pelajaran, sedangkan kebutuhan non
akademis adalah kebutuhan di luar kurikulum baik meliputi kebutuhan personal,
kebutuhan sosial dan kebutuhan vokasional. Kebutuhan ini dijaring dengan berbagai
teknik dari lapangan, misalnya dengan wawancara observasi dan studi dokumentasi.
Berdasarkan studi pendahuluan, selanjutnya ditentukan topic atau tema pembelajaran.
Topic atau tema pembelajaran bisa ditentukan berdasarkan kebtuhan akademis dan
kebutuhan non akademis atau gabungan keduanya. Kompetensi yang harus dicapai
disesuaikan dengan tema atau topic pembelajaran. Kompetensi merupakan kemampuan
yang dapat diukur dan dapat diamati sebagai hasil belajar yang diharapkan bisa dicapai.
Agar menyakinkan bahwa kompetensi adalah hasil belajar yang dapat diamati, maka
selanjutnya dikembangkan alat ukur dari setiap kompetensi yang diharapkan.
b. Pengembangan
Pengembangan yaitu proses mengorganisaikan materi pelajaran dan pengembangan
proses pembelajaran. Materi pelajaran disusun sesuai dengan kompetensi baik
menyangkut fakta, data, konsep, prinsip dan keterampilan. Proses memajukan bagaimana
seharusnya siswa mengalami kegiatan pembelajar. Oleh karena itu, didalamnya meliputi
hal-hal yang semestinya dilakukan oleh siswa dan guru dalam mengupayakan mencapai
kompetensi.
c. pengembangan alat evaluasi
Pengembangan alat evaluasi memiliki dua fungsi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif yaitu dilakukan untuk melihat sejauh mana keefektivitas
program yang telah disusun oleh guru, oleh sebab itu hasil evaluasi formatif
dimanfaatkan untuk perbaikan program pembelajaran. Dan evaluasi sumatif digunakan
untuk memperoleh informasi keberhasilan peserta didik mecapai kompetensi, oleh sebab
59