Page 4 - e-MODUL KIMIA BAHAN ALAM
P. 4
pertumbuhan dan perkembangan normal suatu organisme, namun
keberadaannya berperan penting dalam interaksi organisme dengan
lingkunganya terutama dalam pertahanan hidup organisme (Da dkk.,
2012).
Golongan metabolit sekunder yang memiliki aktivitas farmakologis
seperti fenolik, flavonoid, alkaloid, terpenoid, steroid dan saponin dapat
diketahui secara kualitatif dari suatu tumbuhan dengan skrining fitokimia
(Panthari dkk., 2013). Setelah mengetahui kandungan metabolit sekunder
apa saja yang terdapat pada tumbuhan, kemudian dilakukan isolasi
metabolit sekunder sehingga diperoleh senyawa murni. Ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam isolasi metabolit sekunder, yaitu
dimulai dari ekstraksi, fraksinasi, dan pemurnian. Teknik ekstraksi
senyawa organik bahan alam yang biasa dilakukan yaitu maserasi,
perkolasi, infudasi dan sokhletasi. Sedangkan teknik fraksinasi dan
pemurnian yang biasa dilakukan adalah kromatografi cair vakum (KCV),
kromatografi kolom gravitasi (KKG), dan kromatografi radial (KR) (Atun,
2014). Adapun teknik kromatografi lapis tipis (KLT) digunakan sebagai
analisis dalam pemisahan fraksi-fraksi dari sampel bahan alam.
Pemilihan jenis metode dalam melakukan isolasi metabolit
sekunder biasanya dilakukan berdasarkan pengalaman peneliti maupun
hasil penelitian yang dilaporkan sebelumnya. Umumnya, bahan kimia
yang digunakan dalam isolasi adalah pelarut-pelarut organik non-polar
dan polar. Pemilihan pelarut ini juga disesuaikan dengan sifat kepolaran
dari suatu sampel atau senyawa yang akan dipisahkan.