Page 82 - E-Modul Simbad_Neat
P. 82
mhs di tabel Mahamahasiswa, maka perubahan ini harus dijalarkan ke tabel Nilai,
karena atribut ini juga digunakan di tabel Nilai. Jika penjalaran perubahan ini hanya
dilakukan pada satu baris data (row) pertama di tabel Nilai dengan nilai npm yang
sama dengan nilai npm di tabel Mahamahasiswa yang nama mhs-nya diubah
tersebut, maka KF ním - namo mhs menjadi tidak terpenuhi lagi. Hal ini karena
peristiwa itu mengakibatkan adanya 2 row di tabel Nilai yang npm-nya sama, tapi
nama mhs-nya berbeda. Jika begitu, maka penjalaran perubahan tersebut harus
dilakukan ke seluruh baris data dengan nilai npm yang sesuai. Tetapi masalahnya,
penjalaran perubahan ini tidak efisien dan seharusnya dihindari.
Karena itu, solusi terbaik agar kriteria Dependency Preservation ini dapat
terpenuhi adalah dengan meniadakan/melepaskan atribut nama_mhs dari tabel Nilai
(sehingga tabel Nilai hanya berisi 3 buah atribut, yaitu nama_kul, npm dan
indeks_nilai).
4.4.3 Boycee-Codd Normal Form (BCNF)
Kriteria berikutnya untuk mendapatkan tabel yang baik adalah dengan
menerapkan Boyce-Code Normal Form (BCNF). Sebuah tabel dikatakan berada
dalam Boyce-Code Normal Form (BCNF) jika untuk semua KF dengan notasi XY,
maka X harus merupakan superkey pada tabel tersebut. Jika tidak demikian, maka
tabel tersebut harus di-dekomposisi berdasarkan KF yang ada, sedemikian hingga
X menjadi superkey dari tabel- tabel hasil dekomposisi.
Jika kita tinjau tabel universal yang merupakan rangkuman dari data
mahamahasiswa, dosen, kuliah, nilai dan jadwal, maka jelas sekali tabel tersebut
tidak memenuhi BCNF. Buktinya, kita ambil salah satu KF, yaitu npm nama_mhs
alamat mhs tgl lahir, maka seharusnya npm merupakan superkey di tabel tersebut.
69