Page 86 - SKI kls 8
P. 86

tatanan  kemiliteran.  Perbaikan  administrasi  pemerintahan  masa  Kalifah Al-Mansur
                       dikhususkan untuk meningkatkan pelayanan publik, juga memperkuat sistem koordinasi
                       dan kerja sama lintas sektoral. Misalnya, kerja sama antara Qaḍi dengan polisi rahasia,
                       dewan  pajak  dengan  kepala  jawatan  pos.  Khalifah  Al-Mahdi  membentuk  dewan
                       korespondensi/kearsipan  (dewan  at-tawqi)  yang  menangani  surat  menyurat  dan
                       ketetapan khalifah, dewan pengawas (dewan az-zimani),  dewan penyelidik kekuasaan,
                       depertemen  kepolisian  dan  pos,  dan  pengadilan  tingkat  tinggi.  Khalifah  Harun  ar-
                       Rasyid  melanjutkan  perbaikan  dalam  pengelolaan  Baitul  Māl  untuk  kesejahteraan
                       masyarakat.


                       Harun ar-Rasyid juga membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut
                       Diwānul Jundī. Tugasnya mengatur organisasi militer dan berbagai hal yang berkaitan
                       dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan. Organisasi militer terdiri dari pengawal
                       khalifah  (ḥāras),  pasukan  tetap  (jund),  pasukan  sukarela  (ṭawwi’ah),  dan  pasukan
                       reguler yang terdiri dari pasukan infanteri (harbiyyah), pasukan pemanah (ramiyyah),
                       dan pasukan kavaleri (fursan). Semua pasukan ini didominasi oleh orang Persia, bukan
                       bangsa Arab. Ada juga dari para relawan yang direkrut dari orang Badui, para petani,
                       dan orang kota melalui disiplin tinggi dan pelatihan militer.

                       Kekuatan  militer  masa  Ar-Rasyid  sangat  dikagumi  dan  disegani.  Mereka  berhasil
                       memperluas  wilayah  kekuasaan  Dinasti  Abbasiyah,  yang  membentang  dari  Afrika
                       Utara sampai Hindukush, India. Afrika Barat juga demikian, mulai gurun Libya sampai
                       Sisilia, Mesir,  Suriah, Palestina, Hijaz dan Yamamah, Yaman dan Arab Selatan, Bahrain
                       dan Oman, Sawat atau Irak.


                       Secara keseluruhan, wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad
                       meliputi: Saudi Arabia, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Quait, Iraq, Iran, Yordania,
                       Palestina, Libanon, Mesir, Libia, Turki, Armenia, Tunisia, Al-Zajair, Maroko, Spanyol,
                       Afganistan, Pakistan, dan sekitar daerah laut Kospra. Hanya saja, tidak seluruh daerah
                       tersebut berada di bawah kekuasaan Abbasiyah, seperti Andalusia (Spanyol), Afrika
                       Utara, Syam, India, dan lainnya. Sebab, dinasti ini menerapkan sistem demokrasi secara
                       merata,  bukan  hanya  dipegang  oleh  bangsa Arab. Artinya,  setiap  daerah  memiliki
                       wewenang untuk memimpin daerahnya masing-masing.



                   2.  Sistem Politik

                       Sejarawan telah membagi silsilah kekhalifahan Dinasti Abbasiyah menjadi 4 (empat)
                       periode, yang disesuaikan dengan perubahan politik, sosial, dan budaya, yaitu sebagai
                       berikut:






               70     Buku Siswa Kelas VIII MTs
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91