Page 90 - SKI kls 8
P. 90

C. Kemajuan Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


               Kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan keilmuan dan penelitian melahirkan berbagai
               kemajuan pengetahuan, sebagai berikut:

               1.  Filsafat


                   Filsafat diartikan sebagai pengetahuan dengan akal budi tentang segala yang ada, hakekat
                   yang ada, sebab yang ada, asal yang ada, hukum yang ada, dan segala sesuatu yang dibahas
                   secara mendalam dan mendasar.

                   Pada  masa  Dinasti  Abbasiyah,  ilmu  filsafat  banyak  diterjemahkan,  tidak  hanya  dari

                   kebudayaan Yunani, tetapi juga Romawi, Persia, India, dan Syiria.  Proses ini biasanya
                   disebut dengan istilah Hellenisasi.


                   Buku-buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab antara lain: Categories, Pyssices dan
                   Makna Maralia karya Aristoteles, Republik, Laws, da Timaeus karya Plato, dan lain-lain.
                   Penerjemahan  dilakukan  dengan  mengadakan  perubahan  serta  perbaikan  sesuai  ajaran

                   Islam. Hasil terjemahan itu memunculkan yang disebut ilmu filsafat Islam.

                   Ilmu filsafat Islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi tentang hakikat
                   yang ada, sebab asal dan hukumnya, atau ketentuan-ketentuannya berdasarkan Al-Quran
                   dan Hadis.

                   Tokoh-tokoh terkenal yang muncul di bidang filsafat Islam diantaranya:


                   a.  Al-Farabi
                       Nama lengkapnya Muhammad bin Turkhan Abi Nasir al-Farabi, lahir pada tahun 870
                       M di Farab, sebuah kota di Turki Tengah (kini tidak ada lagi). Sejak kecil, dia rajin
                       belajar dan memiliki otak yang cerdas. Ia belajar agama, bahasa Arab, bahasa Turki,
                       dan bahasa Parsi.


                       Setelah besar al-Farabi pindah ke Baghdad dan tinggal selama 20 tahun. Di Baghdad ia
                       memperdalam filsafat, logika, matematika, etika, ilmu politik, musik, dan lain-lain.


                       Dari  Baghdad  Al-Farabi  pindah  ke  Harran  (Iran)  dan  mempelajari  filsafat  Yunani
                       kepada beberapa guru, diantaranya Yuhana bin Hailan. Dari Harran kemudian pindah
                       lagi ke Baghdad. Selama di Baghdad waktunya dihabiskan untuk mengajar dan menulis.


                       Hasil karyanya meliputi ilmu logika, fisika, ilmu jiwa, metafisika, kimia, ilmu politik,

                       musik, dan lain-lain. Hanya saja, karya yang ditulisnya dalam bahasa Arab itu telah
                       banyak hilang. Diperkirakan hanya sekitar 30 karya yang masih ada, diantaranya:




               74     Buku Siswa Kelas VIII MTs
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95