Page 64 - SKI_Revisi Kls 9
P. 64

Pesantren ini bermula dari sebuah langgar (mushala) kecil yang didirikan oleh

                             Kiai  Itsbat  Bin  Ishaq  sekitar  tahun  1787.  Beliau  adalah  salah  sosok  ulama

                             karismatik yang terkenal zuhud, tawadhu, dan arif.
                             Nama  Banyuanyar  diambil  dari  bahasa  Jawa  yang  artinya  air  baru.  Hal  itu

                             didasarkan  pada  penemuan  sumber mata  air  (sumur)  yang  cukup  besar  oleh

                             Kiai Itsbat. Sumber mata air tersebut tidak pernah surut sedikit pun. Bahkan,
                             hingga kini mata air tersebut masih dapat difungsikan sebagai air minum bagi

                             santri dan keluarga besar Pondok Pesantren Banyuanyar.
                             Di pondok inilah Kiai Itsbat mengasuh para santrinya dengan penuh istiqamah

                             dan kesabaran. Padahal, sarana dan fasilitas yang ada ketika itu tentunya jauh
                             dari kecukupan atau memadai.

                           5)  Pondok Tremas

                             Pondok  ini  didirikan  oleh  K.H.  Abdul  Manan  pada  tahun  1830  setelah
                             menyelesaikan  masa  belajarnya  di  Pondok  Tegalsari,  Ponorogo.  Awalnya,

                             pondok  ini  berada  di  daerah  Semanten, yakni  sekitar  2  kilometer  arah  utara
                             Kota Pacitan.

                             Pada waktu itu, pondok masih dalam taraf permulaan sehingga santrinya juga
                             belum  sebanyak  periode  sesudahnya.  Oleh  karena  itu,  kitab-kitab  yang

                             dipelajari waktu itu juga masih dalam tingkatan dasar.

                           6)  Pondok Pesantren al-Huda
                             Pesantren ini dirintis pada tahun 1801 oleh K.H. Abdurrahman di atas tanah

                                             2.
                             seluas  3.650  m   Lokasinya  berada  di  Desa  Kutosari,  Kelurahan  Kebumen,
                             Kecamatan Kebumen. K.H. Abdurrahman merupakan mursyid (guru) Thariqah

                             Naqsyabandiyah. Semula, al-Huda adalah nama untuk mushala yang berada di

                             kompleks  pondok.  Tatkala  meletus  Agresi  Militer  Belanda  I,  kiai  dan  para
                             santri serta para pejuang muslim Kebumen berjuang melawan tentara Belanda.

                             Begitu  pula  agitasi  PKI  tahun  1960-an  kembali  membangkitkan  suasana
                             perjuangan  di  kalangan  santri  dan  kiai.  Saat  itu,  Pondok  Pesantren  al-Huda

                             menjadi ajang pelatihan bagi anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

                           7)  Pondok Pesantren Buntet
                             Pesantren  ini  didirikan  oleh  Mbah  atau  Kiai  Muqoyyim.  Beliau  merupakan

                             putra Kiai Abdul Hadi yang merupakan keturunan bangsawan dari Kesultanan
                             Cirebon.  Karena  kepintaran  dalam  menulis  buku  tentang  tauhid,  fiqh,  dan

                             tasawuf,  Kiai  Muqoyyim  diangkat  menjadi  Mufti  oleh  Keraton  Kanoman
                             Cirebon.



                  48 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69