Page 17 - Modul_E-Cipta
P. 17

D. Restorasi dan Rehabilitasi Ekosistem Lahan Basah

               Kerusakan lahan basah juga bisa berupa pencemaran yang kemudian menyebabkan
               perubahan kesetimbangan ekologis lahan basah, sedimentasi danau dan rawa,
               masuknya invasive alien spesies, dan pengurasan sumberdaya akibat pemanfaatan
               berlebih. Kerusakan yang terjadi menyebabkan banyak kawasan lahan basah terutama
               rawa dan danau mengalami pendangkalan, eutrophikasi, kehilangnya spesies asli, dan
               menurunnya kesejahteraan masyarakat.                                                          16

               Restorasi  dan  rehabilitasi  lahan  basah  seringkali  membutuhkan  waktu  yang  sangat
               lama dan biaya yang besar. Upaya yang dapat dilakukan dalam jangka pendek adalah
               mengurangi  tekanan  kerusakan  yang  terjadi  pada  suatu  kawasan.  Hingga  saat  ini
               kegiatan restorasi dan rehabiliasti yang berhasil dilakukan umumnya pada lahan basah
               pesisir  terutama  mangrove.  Kegiatan  serupa  untuk  restorasi  dan  rehabilitasi  lahan
               basah  darat  seperti  danau  dan  rawa  belum  begitu  banyak.  Upaya  yang  dilakukan
               biasanya  masih  terbatas  pada  pengkajian  dan  uji  coba  rehabilitasi  seperti  yang
               dilakukan di Danau Tempe Sulawesi Selatan dan pengendalian kerusakan lahan gambut
               di Kalimantan.

               Upaya  program  restorasi  dan  rehabilitasi  terhadap  lahan  basah  yang  mengalami
               kerusakan dapat dilakukan dengan aksi sebagai berikut :
                   1.  Melakukan  inventarisasi  sebaran  dan  kondisi  lahan  basah  yang  mengalami
                       kerusakan.

                   2.  Membuat  skala  prioritas  (berdasarkan  pertimbangan  tertentu,  misalnya  nilai
                       konservasi)  bagi  lahan  basah  rusak  yang  membutuhkan  upaya  restorasi  dan
                       rehabilitasi.
                   3.  Melakukan  pengkajian,  percontohan  dan  penyebarluasan  informasi  mengenai
                       metode restorasi dan rehabilitasi lahan basah.
                   4.  Melaksanakan  kegiatan  rehabilitasi  dan  restorasi  berdasarkan  skala  prioritas
                       yang telah ditetapkan.
                   5.  Meningkatkan  kepedulian  dan  upaya  restorasi  kawasan-kawasan  lahan  basah
                       buatan.
                   6.  Menyusun  panduan  mengenai  pengendalian  kebakaran,  perbaikan  tata  air,
                       pengendalian kerusakan akibat penambangan liar, dan penanganan pencemaran.
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22