Page 10 - Modul_IKO-1
P. 10
1) Pelatih Autoritarian (Autoritarian Coach)
Selalu menggunakan perintah atau komando.
Lugas dan disiplin.
Sering menggunakan hukuman.
Bersemangat bila timnya menang dan mengumpat bila timnya
kalah.
Menggunakan cara marah-marah agar dihormati.
2) Pelatih Praktis dan Cekatan (Businesslike Coach)
Tidak berorientasi pada orang-orang, tetapi berorientasi pada
tugas.
Bekerja keras, tekun dan cermat melaksanakan tugasnya.
Menggunakan sepenuh waktunya untuk memikirkan tugasnya.
3) Pelatih Ramah dan Baik Hati (Nice Guy Coach)
Selalu menggunakan pendekatan personal dan kooperatif.
Penuh perhatian dan ramah terhadap atlet.
Peduli pada masalah yang dihadapi setiap atlet.
4) Pelatih Bersemangat (Intense Coach)
Menggunakan cara marah-marah agar dihormati.
Selalu berusaha mencapai keinginannya dengan terlalu
bersemangat sehingga tampak tegang dan gelisah.
Memberikan dorongan kepada atlet dengan cara menggebu-
gebu.
Menghadapi situasi dengan sikap emosional.
5) Pelatih Gampangan dan Tenang (Easy going Coach)
Selalu bersikap gampangan, santai, dan sambil lalu dalam
menghadapi situasi.
Tidak menunjukkan keseriusan dalam menghadapi masalah.
Selalu bersikap tenang dan acuh-tak acuh dalam menghadapi
masalah.
Gaya-gaya kepemimpinan tersebut merupakan klasifikasi yang
dibuat secara ekstrim. Masing-masing gaya memiliki kelebihan dan
kelemahan dalam efektivitas kepemimpinan. Sesuai dengan
kelebihan dan kelemahannya, pada dasarnya setiap gaya dapat
efektif bila diterapkan dalam situasi dan kondisi yang tepat, dengan kata
lain bahwa untuk suatu situasi dan kondisi tertentu dibutuhkan gaya
tertentu pula agar efektif kepemimpinannya.
Dalam kenyataannya memang jarang ada pelatih yang secara
ekstrim hanya memiliki satu gaya saja, dan pada umumnya gaya
pelatih secara natural merupakan perpaduan dari gaya-gaya
tersebut, secara sengaja memadukan atau menggunakan gaya-gaya
kepemimpinan secara berganti-ganti sesuai dengan situasi dan
kondisi. Memahami karakteristik, kelebihan, dan kelemahan setiap
9