Page 10 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 10

Astaga, mereka masih saja bucin! Hm, ngomong-                              Ryan? Siapa nanti temanku di Yogya? Apa mereka seasyik
             ngomong soal gudeg Yu Parti. Ryan, sahabatku, pernah                           Ryan?  Sebaik  Selvi?  Bagaimana  rasanya  tak    bisa  lagi
             liburan ke Yogya. Kata dia, makanannya serba manis.                            menghirup kuah cuko seribuan yang dijajakan oleh Cek
             Bahkan, masih kata Ryan, gudeg rasanya seperti kolak                           Asiong? Apa ada sambal tempoyak di sana? Duh, serbuan
             yang kebanyakan gula merah dan kehabisan kuah. Pasti                           laron di benakku makin menjadi-jadi.
             gudeg Yu Parti juga seperti itu.
                                                                                                “Fajar Bening, tolong dengarkan Papa,” pinta Papa
                 Papa dan Mama tak henti membahas Yogya dengan                              sambil memegang kedua bahuku. “Ini hanya sementara.
             mata berbinar. Mereka mengenang masa lalu ketika kuliah                        Dua tahun itu tak lama. Papa dan Mama ingin kau ikut.
             di sana. Katanya, cinta mereka bersemi di kampus biru.
                 Aku terheran-heran dalam hati. Mengapa disebut
             kampus biru? Memangnya gedungnya berwarna biru?
             Ak          webnya      Univ

             Mada tidak nampak biru. Bahkan jas almamaternya juga
             bukan biru. Entah warna apa itu, aku tak tahu.

                 Ah, lupakan UGM dan kisah cinta Papa Mama. Ada
             hal lebih penting yang harus kutanyakan. “Bolehkah
             Faben tetap di Bengkulu?” aku menyela obrolan Papa dan
             Mama yang disertai saling cubit mesra itu.
                 Mendengar   pertanyaanku,  acara   cubit-cubitan
               t  Seper  adeg      y
             dipause.
                 “Faben  idak nak pindah.  Faben tetap di Bengkulu
             saja. Kawan-kawan Faben banyak di sini. Faben idak suka
             makanan manis, Faben …,” aku tak mampu menyelesaikan
             kalimatku. Napasku terasa sesak.
                 Bagaimana rasanya kehilangan teman? Bagaimana
             rasanya tak bisa lagi main petak umpet di benteng
             Marlborough? Bagaimana rasanya tak bisa lagi   naik
               sore-sor    melew    Sel  g




              2       Misteri Drumben Tengah Malam                                                                                          3
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15